AbdiGunawan
Jumat, 04 Mei 2018
Senin, 02 Desember 2013
AMDAL dan AMRAL
PERTEMUAN
1
AMDAL DAN DAMPAK
PEMBANGUNAN
1.
LATAR
BELAKANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN
Isu strategis
terhadap upaya pengendalian
lingkungan antara lain mencakup 3 unsur penting, yakni
bagaimana menggali dan
a.
menemukan sumber polusi yang paling dominan,
b.
menemukan peredaran limbah yang membahayakan,
c.
melakukan solusi pemecahan.
Menggali
dan menemukan sumber
pencemar dilakukan lewat
kajian dari aspek lingkungan,
baik lingkungan alam
maupun lingkungan sosial. Disadari bahwa
manusia dan lingkungan
saling berinteraksi dan
saling mempengaruhi. Faktor mana
yang lebih dominan
pengaruhnya amat bergantung dari
peran manusianya pada lingkungan tersebut.
Pencemaran
lingkungan adalah merupakan suatu proses masuknya bahan atau energi ke dalam
lingkungan yang dapat menyebabkan timbulnya perubahan yang
tidak dikehendaki baik
dari segi fisik,
kimiawi maupun biologis sehingga
berdampak negatif bagi kesehatan, keberadaan makhluk hidup khususnya manusia
dan organisme lainnya. Bahan yang
mencemari lingkungan disebut polutan.
Polutan dapat berupa materi/partikel dan atau energi.
Polutan ini
masuk ke dalam
lingkungan alam sekitar
dapat terjadi dari berbagai
sebab, misalnya perilaku
tidak sehat pada
sekelompok manusia,
pertambahan penduduk yang
tak diimbangi dengan
fasilitas dan sarana lingkungan
yang memadai, penggunaan
sumber daya alam
yang tidak memperhatikan kelestariannya, jumlah
polutan yang tak
seimbang dengan daya dukung
lingkungan dan penerapan
teknologi yang tak diimbangi dengan penerapan ilmu
pengetahuan tentang ekologi.
Pengertian analisis
mengenai dampak lingkungan
berkaitan erat dengan pemahaman
manusia terhadap perubahan
yang diakibatkan oleh suatu
kegiatan. Dalam hal
kegiatan ini tentu
melibatkan aspek aktivitas,
baik berkaitan dengan ekonomi, politik,
sosial dan budaya. Setiap
aktivitas seharusnya
didasarkan pada perencanaan
yang benar, dan
diteruskan dengan implementasi sesuai
peraturan yang berlaku
dan diikuti dengan monitoring dan
evaluasi. Aspek perencanaan
terkait dengan pemikiran manusia dalam
membuat kerangka berpikir,
cetak biru atau
blue print tentang
apa yang layak
dan apa yang
tidak layak untuk
dikembangkan.
Dalam
hal ini manusia dapat merancang kegiatan yang akan dilakukan dan
pengaruhnya terhadap lingkungan
hidup. Kegiatan analisis
mengenai dampak lingkungan dilakukan
sebelum pelaksanaan proyek
pembangunan atau kegiatan usaha dilakukan. Diagram
blok berikut ini
menggambarkan adanya saling
interaksi antara kegiatan manusia,
akibatnya terhadap lingkungan
hidup dan dampaknya.
Gambar 5.1.
di atas memberikan
penjelasan bahwa kegiatan manusia di
alam semesta ini
selalu terkait dengan
lingkungan, sehingga kegiatan
manusia baik yang bersifat informatif atau melakukan aktivitas pikir dan fisik
selalu berakibat terhadap
lingkungan. Kegiatan yang
sifatnya informatif adalah upaya
merencanakan, memikirkan pemanfaatan
sumber daya alam (SDA) secara
efektif dan efisien. Artinya dalam hal
pemanfaatan SDA perlu dipikirkan lewat perencanaan agar SDA dapat lestari, baik dari segi eksplorasi,
eksploitasi dan saat dimanfaatan serta pasca dimanfaatkan.
Dampak
penting suatu kegiatan manusia terhadap lingkungan hidup ditentukan oleh
berbagai faktor, di antaranya
a. jumlah
populasi manusia yang terkena dampak langsung,
b. luasan
wilayah yang terkena dampak,
c. lamanya
dampak tersebut berlangsung,
d. intensitas
atau periode berulangnya dampak yang terjadi,
e. banyaknya
komponen lingkungan lain yang terkena dampak,
f. sifat
dampak terhadap kehidupan yang lebih luas
Dalam rangka
melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan hidup sebagai upaya sadar dan
berencana mengelola sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan yang
berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup, perlu dijaga
keserasian antar berbagai usaha dan/atau kegiatan; bahwa setiap usaha dan/atau
kegiatan pada dasarnya menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup yang perlu
dianalisis sejak awal perencanaannya, sehingga langkah pengendalian dampak
negatif dan pengembangan dampak positif dapat dipersiapkan sedini mungkin.
Analisis mengenai dampak lingkungan hidup diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang pelaksanaan rencana usaha dan/atau kegiatan yang mempunyai
dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup.
Analisis
mengenai dampak lingkungan (AMDAL) lahir seiring dengan dibuatnya Undang-Undang
tentang Lingkungan Hidup di Amerika Serikat pada tahun 1959 (NEPA = National Environment Policy Act) yang
mulai berlaku tanggal 1 Januari 1970. Salah satu pasal dalam NEPA menyatakan
bahwa semua usulan legislasi dan aktivitas pemerintah federal yang diperkirakan
akan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan diharuskan disertai laporan Environmental Impact Assessment (Analsis
Dampak Lingkungan)
NEPA 1959
merupakan suatu bentuk reaksi terhadap kerusakan lingkungan yang disebabkan
oleh aktivitas manusia yang makin meningkat sehingga tercemarnya lingkungan
oleh pestisida, limbah industry, rusaknya habitat tumbuhan dan hewan, serta
menurunnya estetika alam.
2.
Pengertian dan
Ruang Lingkup Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 27 Tahun 1999, AMDAL atau Analisis Mengenai Dampak Lingkungan adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan suatu usaha dan/atau kegiatan. Tujuan dan sasaran AMDAL adalah untuk menjamin suatu usaha dan kegiatan pembangunan atau proyek agar dapat berjalan secara sinambung tanpa merusak lingkungan hidup. Kegiatan AMDAL ini dibuat saat mulai perencanaan proyek, yakni sebelum pembangunan fisik (bangunan gedung, bendungan, saluran irigasi dan sebagainya) dilaksanakan. Kegiatan yang akan dilaksanakan ini diperkirakan dapat memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya.
Nomor 27 Tahun 1999, AMDAL atau Analisis Mengenai Dampak Lingkungan adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan suatu usaha dan/atau kegiatan. Tujuan dan sasaran AMDAL adalah untuk menjamin suatu usaha dan kegiatan pembangunan atau proyek agar dapat berjalan secara sinambung tanpa merusak lingkungan hidup. Kegiatan AMDAL ini dibuat saat mulai perencanaan proyek, yakni sebelum pembangunan fisik (bangunan gedung, bendungan, saluran irigasi dan sebagainya) dilaksanakan. Kegiatan yang akan dilaksanakan ini diperkirakan dapat memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya.
Pengaruh terhadap
lingkungan hidup yang
dimaksudkan adalah pengaruh
dari aspek fisik,
kimia, ekologi, sosial ekonomi,
sosial budaya dan kesehatan
masyarakat. Kegiatan AMDAL
mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 27
Tahun 1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Kegiatan AMDAL merupakan prasyarat yang harus dipenuhi
dalam mengembangkan usaha yang
berdampak luas pada
masyarakat. Dengan
demikian AMDAL bagi
pemerintah daerah dimanfaatkan
untuk bahan perencanaan pembangunan
wilayah. Lewat kegiatan
AMDAL maka pemerintah daerah
memiliki bahan yang
cukup dalam membantu masyarakat dalam
rangka memutuskan rencana
usaha dan menjamin keberlanjutan usaha yang akan
dikembangkan.
Kegiatan
AMDAL melibatkan 4 dokumen, yakni :
a.
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak
Lingkungan Hidup. (KA-ANDAL), Kerangka acuan adalah ruanglingkup kajian
analisis mengenai dampak lingkungan hidup yang merupakan hasil pelingkupan;
b.
Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup
(ANDAL), ANDAL adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak besar
dan penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan;
c.
Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan
Hidup (RKL), Rencana pengelolaan lingkungan hidup (RKL) adalah upaya penanganan
dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari
rencana usahadan/atau kegiatan
d. Dokumen
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup ( RPL), Rencana pemantauan lingkungan hidup
(RPL) adalah upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak
besar dan penting akibat dari rencana usaha dan/ataukegiatan
Ke empat
dokumen inilah yang
nantinya akan dinilai
layak atau tidaknya suatu proyek
dilaksanakan. Tujuan akhir dari kegiatan AMDAL
ini adalah memberikan alternatif solusi dalam mengurangi dampak negatif
dari lingkungan. Dengan demikian
lewat kegiatan AMDAL
pemerintah daerah dan pusat
memiliki cukup sumber
informasi dalam mengambil
keputusan boleh tidaknya dikemangkan usaha atau proyek di tempat itu.
Dokumen analisis
mengenai dampak lingkungan
di atas dibuat sebelum kegiatan
proyek dimulai, sehingga
tekanannya pada aspek perencanaan. Butir-butir perencanaan
memuat aspek yang
sifatnya preventif, yakni analisis
mengenai dampak lingkungan
dari segi konsep.
Sebagai gambaran misalnya apabila dalam suatu lokasi akan didirikan
suatu industri yang menggunakan mesin-mesin
besar sehingga dimungkinkan menghasilkan polusi kebisingan
bunyi. Dari segi
perencanaan perlu dilakukan analisis,
meliputi pemakaian teknologi
yang dapat mengurangi gejala polusi kebisingan yang
mengganggu dan membahayakan masyarakat di sekitar lokasi tersebut.
PERTEMUAN
2
3. Sifat Dampak Lingkungan
Analisis mengenai
dampak lingkungan merupakan
upaya rasional dan empiris
dalam rangka mengatur
tatanan kehidupan yang
bebas dari polusi serta
berdampak meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Dampak
lingkungan berkaitan dengan
upaya pembangunan yang
memiliki dampak positif, artinya
ke arah yang
lebih baik dari
segi lingkungan alamiah
dan lingkungan sosial budaya. Apalah artinya
pembangunan proyek dilaksanakan manakala
berdampak negatif bagi
makhluk di sekitar
lokasi pembangunan. Namun demikian
persoalan pokok AMDAL
adalah bagaimana manusia mampu
meramalkan dan memprediksi bahwa rencana pembangunan proyek
tersebut berdampak positif
atau negatif Hal
inilah yang menjadi kunci dalam kegiatan analisis mengenai dampak
lingkungan.
Berdasarkan
sifatnya dampak lingkungan dapat diklasifikasi menjadi dua isu pokok yakni
a. dampak lingkungan
yang dapat dikuantitatifkan atau
diukur dinyatakan dalam angka,
yakni dampak yang
terkait dengan kerusakan
lingkungan akibat pengaruh fisik,
misalnya pencemaran udara diukur
dengan standar ppm,
keasaman limbah diukur dengan
pH, kebisingan diukur
dengan satuan dB dan sebagainya.
b. dampak lingkungan yang
bersifat kualitatif, yakni
dampak yang sulit dinyatakan
dengan angka. Dampak
ini berkaitan dengan aspek
sosial budaya, misalnya
sikap masyarakat terhadap pembangunan yang
akan direncanakan, keresahan
atau ketidaknyamanan masyarakat di sekitar lokasi pembangunan.
Kedua hal
di atas inilah
yang menjadi permasalahan
pokok dalam kegiatan AMDAL.
5.3.1. Aspek Biotik-Fisik-Kimia dan
Ekologi
Melalui studi
tentang AMDAL diharapkan
usaha dan kegiatan pembangunan dapat
memanfaatkan dan mengelola
sumber daya alam secara efisien, meminimalkan dampak
negatif dan memaksimalkan dampak positif
terhadap lingkungan hidup.
Cara eksplorasi
bahan galian tanpa memperhitungkan resiko negatif bagi
masyarakat sekitar dianggap belum bijaksana,
kurang memperhatikan dampak
negatif yang muncul akibat penggalian bahan galian. Salah satu indikatornya antara lain
pengambilan lokasi yang dekat dengan pemukiman, sehingga beresiko dapat
mengganggu bahkan merusak lingkungan tersebut.
Gambar 5.2. tersebut memperlihatkan bahwa masyarakat memprotes
keberadaan lokasi penambangan
dengan caranya sendiri.
Akibat lebih
jauh bila usaha
tersebut dibiarkan akan beresiko
merugikan terhadap kesehatan,
ekosistem, gangguan cuaca/iklim dan sebagainya. Kegiatan usaha
bahan galian seperti
gambar di depan
tersebut dikatakan berdampak positif
manakala kondisi lingkungan
setelah usaha eksplorasi dilaksanakan menjadi
lebih baik.
Gangguan keseimbangan akibat reaksi
kimia dapat dihindari.
Kondisi fisik lokasi
eksplorasi dapat dijaga
kelestariannya. Upaya penghijauan juga
dilaksanakan dengan baik.
5.3.2 Aspek Sosial-Budaya
Analisis
dampak lingkungan yang melibatkan sosial budaya berkaitan dengan upaya
untuk memprediksi atau
meramal dampak sosial-budaya terhadap dokumen
AMDAL. Dampak sosial
ekonomi di sekitar
lokasi perlu diprediksi lewat
dokumen AMDAL. Tujuannya
antara lain bila
lokasi tersebut akan dilaksanakan pembangunan tidak berdampak negatif.
Analisis ini
bersifat kualitatif, artinya
sulit dinyatakan dalam
standard baku. Analisis dampak
lingkungan dari aspek
sosial budaya melibatkan
aspek sikap dan nilai. Sikap dan
nilai individu secara
perseorangan, individu dalam kelompok kecil, individu dalam
kelompok besar dapat berbeda dari waktu ke waktu,atau dari tempat yang satu ke
tempat yang lain juga dapat berbeda.
Dalam upaya
analisis mengenai dampak
lingkungan ini diperlukan
kesamaan pandangan dan titik temu antara keadaan real dengan standard yang
sudah dikenal serta
disepakati. Maksudnya adalah
bahwa dalam implementasinya nanti
diperlukan kesamaan pandangan
dalam melakukan analisis dan
kajian antara pihak
investor, petugas dari
instansi pemerintah dengan masyarakat di sekitar lokasi.
Hal-hal yang
perlu mendapatkan perhatian
antara lain kebisaan hidup, cara bergaul, cara beradaptasi, model
komunikasi, konflik kepentingan, mobilitas masyarakat dan sebagainya. Hal ini
disebabkan dari segi sosial budaya,
masyarakat ikut menikmati hasil
pembangunan dan sekaligus menerima
dampak lingkungan yang
negatif akibat proses pembangunan tersebut. Harapan
masyarakat lewat pembangunan yang
dilaksanakan dapat diprediksi
diperolehnya lingkungan yang
seimbang, kondisi sosial ekonomi masyarakat yang lebih meningkat bila dibandingkan
kondisi sebelumnya. Apabila antara
harapan dan kenyataan
terdapat kesesuaian maka analisis
mengenai dampak lingkungan
telah sesuai dan benar.
PERTEMUAN 3.
4. Prosedur/Langkah dalam AMDAL
Prosedur AMDAL
mencakup 4 kegiatan yang
melibatkan pemrakarsa, masyarakat sekitar, dinas KLH, Pemerintah Daerah
dan pihak yang memiliki komitmen
terhadap lingkungan hidup.
Ke empat kegiatan tersebut adalah
a. proses
penapisan (screening) wajib AMDAL.
b. proses
pengumuman dan konsultasi kepada masyarakat sekitar lokasi atau daerah yang
terkena dampak.
c. penyusunan dan
penilaian Kerangka Acuan
Analisis Dampak Lingkungan (
KA-ANDAL)
d. penyusunan
dan penilaian ANDAL, Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL).
Proses penapisan/seleksi kegiatan
wajib AMDAL, merupakan kegiatan paling
awal. Investor atau
pemrakarsa proyek mengajukan
ijin untuk melakukan usaha di lokasi tertentu, seterusnya akan dinilai
kelayakan dari segi AMDAL.
Kegiatan ini akan
menentukan apakah suatu
rencana kegiatan proyek wajib
menyusun AMDAL atau
tidak. Bila proyek
memerlukan AMDAL maka
harus menyusun 4
dokumen, yakni dokumen KA-ANDAL, ANDAL, RKL dan RPL.
Proses
pengumuman dan konsulltasi
masyarakat merupakan
langkah yang berkaitan
dengan upaya investor
atau pemrakarsa proyek mengumumkan rencana
kegiatan proyek yang
akan dilaksanakan. Pengumuman
ini bertujuan agar
kegiatan proyek mendapat
respon masyarakat atau mendapatkan
masukan dan investor
melayani konsultasi kepada masyarakat.
Sebaliknya investor atau
pemrakarsa proyek dapat memperoleh masukan
dalam perbaikan rencana.
Masukan dan konsultasi tersebut merupakan bagian penting
dalam menyusun KA-ANDAL.
Sesudah dirasa cukup oleh investor tentang
masukan dan konsultasi masyarakat tersebut, barulah KA-ANDAL disusun. Proses penyusunan KA-ANDAL adalah
proses untuk menentukan
cakupan ruang lingkup permasalahan lingkungan
hidup yang akan
dikaji dalam studi
ANDAL. Dalam hal
ini dampak polusi
apa yang mungkin
timbul jika industri
yang dikembangkan oleh investor tersebut dibangun pada lokasi tersebut.
Apabila proyek tersebut berdampak negatif, misalnya ada polusi udara, atau
muncul kebisingan bunyi dan sebagainya; maka ditetapkanlah upaya tertentu untuk
mengatasinya. Melalui teknologi
yang ditkembangkan pada
lokasi tersebut diprediksi polusi
dapat dikurangi atau dihilangkan.
Selanjutnya
Ka-ANDAL yang telah dususun
investaor atau pemrakarsa
proyek dalam bentuk dokumen, dan
seterusnya investor mengajukan
dokumen tersebut kepada instansi pemerintah
pengelola lingkungan hidup
(PEMDA) untuk diajukan
kepada Komisi Penilai AMDAL.
Berdasarkan
peraturan yang berlaku
di Indonesia, waktu
untuk menilai KA-ANDAL tersebut kurang lebih 75 hari. Hasil penilaian dokumen tersebut setelah
dinilai, direvisi sesuai masukan dari komisi penilai AMDAL. Dari KA-ANDAL
yang telah
diperbaiki tersebut seterusnya
dihasilkan dokumen ANDAL, RKL dan RPL.
Penyusunan ANDAL, RKL dan RPL ini
dilakukan dengan bertitik tolak
dari hasil akhir KA-ANDAL yang telah disepakati antar investor dengan tim
penilai. Dokumen yang dihasilkan yakni
dokumen KA-ANDAL, ANDAL, RKL dan
RPL ini selanjutnya
diserahkan kembali kepada
komisi penilai AMDAL untuk
dilakukan penilaian lanjutan.
Lama waktu penilaian
kurang lebih 75 hari.
Komisi
penilai AMDAL bertugas
untuk menilai dokumen
AMDAL yang mencakup KA-ANDAL,ANDAL, RKL dan RPL. Penilaian pada tingkat nasional berpusat pada
Kementerian Lingkungan hidup, di tinngkat propinsi berada
pada instansi pengelola
lingkungan hidup tingkat
propinsi, kabopaten/kota.
Unsur masyarakat harus
terwakili dalam tim
penilai tersebut. Keanggotaan
tim penilai diatur
dalam keputusan Menteri Lingkungan Hidup
di tingkat pusat, atau keputusan Gubernur atau
keputusan bupati/walikota.
5. Produk Penilaian
Upaya pengelolaan lingkungan hidup (UKL) dan upaya
pemantauan lingkungan hidup (UPL)
menurut keputusan Menteri
Lingkungan hidup Nomor 86
tahun 2002 tentang
Pedoman Pelaksanaan Upaya
Pengelolaan dan Pemantauan lingkungan
hidup adalah upaya
yang dilakukan dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup yang dilakukan oleh investor atau pemilik badan usaha serta semua pihak
yang berkepentingan dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup. UKL dan UPL merupakan perangkat pengelolaan lingkungan
hidup untuk pengambilan
keputusan dan dasar untuk menerbitkan atau memberi ijin
untuk melakukan usaha/kegiatan atau membangun
suatu proyek. Proses
dan prosedur UKL
dan UPL adalah menggunakan formulir
yang memuat identitas
investor/perakarsa, rencana
usaha/kegiatan, dampak lingkungan
yang mungkin akan
terjadi, program pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup, tanda tangan dan cap yang sah. Formulir tersebut setelah diisi oleh
investor diajukan kepada instansi pemerintah yang bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup.
Dalam upaya
melestarikan lingkungan dan
mengelola sumber daya alam
secara baik proses
AMDAL mencakup langkah-langkah sebagai berikut :
a. mengidentifikasi
dampak dari rencana usaha dan/atau kegiatan
b. menguraikan rona
lingkungan awal dan
berusaha melakukan perhitungan
akibat yang muncul.
c. memprediksi
dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup
d. mengevaluasi
dampak besar dan penting dan merumuskan
arahan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
Dalam hal
ini kegiatan AMDAL
bagi pemerintah daerah
digunakan untuk keperluan bahan
untuk
a.
memberikan masukan bagi perencanaan
pembangunan wilayah
b.
membantu proses
pengambilan keputusan tentang
kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan
c.
memberi masukan untuk penyusunan disain
rinci teknis dari rencana usaha dan/atau kegiatan
d. memberi masukan
untuk penyusunan rencana
pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup
e.
memberi
informasi bagi masyarakat
atas dampak yang
ditimbulkan dari suatu rencana usaha.
6.
Komponen Penilai AMDAL
Pihak-pihak
yang terlibat dalam proses AMDAL adalah komisi Penilai AMDAL, komisi
yang bertugas menilai
dokumen AMDAL, dan
pemerintah dan masyarakat yang berkepentingan, masyarakat yang menerima
dampak langsung atas segala
bentuk keputusan dalam
proses AMDAL. Setiap kegiatan usaha eksplorasi sumber daya
alam atau usaha lain yang memiliki kegiatan
berkaitan dengan pencemaran
lingkungan wajib melakukan AMDAL. Kegiatan
AMDAL wajib diumumkan
terlebih dahulu kepada masyarakat sebelum
pemrakarsa menyusun AMDAL.
Dalam jangka waktu 30 hari sejak diumumkan, masyarakat
berhak memberikan saran, pendapat dan
tanggapannya. Dalam proses
penyusunan AMDAL, keterlibatan masyarakat tetap
diperlukan, sehingga berbagai
saran, pendapat dan tanggapan masyarakat
dapat dipertimbangkan dan
dikaji dalam studi AMDAL.
Demikian pula halnya
dalam proses penilaian
AMDAL di Komisi penilai AMDAL
berbagai saran, pendapat
dan tanggapan masyarakat menjadi dasar pertimbangan
penetapan kelayakan lingkungan hidup.
PERTEMUAN
4
7. Kebjaksanaan Pemerintah yang Berkaitan dengan
Lingkungan
Pembangunan yang dilaksanakan di
Indonesia menerapkan pembangunan berwawasan lingkungan, sehingga pelaksanaanya
harus didasarkan pada undang-undang yang mengatur tentang lingkungan. Di
Indonesia terdapat undang-undang yang mengatur tentang pokok-pokok pengelolaan
lingkungan, yaitu Undang-undang No.4 Tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Selain undang-undang tersebut, terdapat
peraturan-peraturan di bawahnya yang mengatur tentang lingkungan.
Dalam Undang-undang No.4 Tahun 1982
Pasal 16, pelaksanaany di atur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 29 Tahun
1986 yang mulai berlaku tanggal 5 Juni 1987 dan kemudian dicabut dan diganti
dengan PP No. 51 Tahun 1993. PP ini mengatur beberapa hal seperti adanya
pengaturan tentang tidak digunakannya AMDAL untuk proyek yang sudah jadi.
Menurut PP No. 39 Tahun 1993 Pasal 39, untuk proyek yang telah jadi
dipergunakan Penyajian Evaluasi Lingkungan (PEL) dan Studi Evaluasi (SEL),
tetapi adanya peraturan tentang Audit Lingkungan yang diperuntukkan bagi proyek
yang sedang berjalan.
Selain UU dan PP masih ada lagi
keputusan menteri lingkungan hidup. Keputusan menteri Lingkungan Hidup mengatur
beberapa hal yang terkait dengan lingkungan hidup. Selain dari pemerintah
pusat, masih ada lagi peraturan yang dibuat oleh pemerintah daerah tentang
lingkungan. Biasanya dalam peraturan pemerintah daerah mengatur tentang baku
mutu limbah cair, padat dan gas bagi industry yang ada di daerah tersebut.
Berikut adalah beberapa kebijakan
pemerintah yang berkaitan dengan Lingkungan Hidup :
1.
UU No. 23/1997 tentang Ketentuan Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup yang merupakan pembaharuan dari UU sebelumnya
2.
Kepmen Lingkungan Hidup No. 30/2001
tentang Pedoman Pelaksanaan Audit Lingkungan Hidup
3.
Kepmen Lingkungan Hidup No. 45/2005
tentang Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan
Hidup (RKL)
4.
Permen Lingkungan Hidup No. 8/2006
tentang Panduan Penyusunan Amdal
5.
Permen Lingkungan Hidup No. 12/2007
tentang Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan atau
Kegiatan
6.
Permen Lingkungan Hidup No. 308/2005
tentang Pelaksanaan AMDAL Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
7.
Kepmen Lingkungan Hidup No. 478/2006
tentnang Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Rencana Pemantauan Lingkungan
Dengan
adanya peraturan-peraturan tersebut diharapkan pelaksanaan pembangunan di
Indonesia dapat berkelanjutan dan pembangungan dilaksanakan dengan berwawasan
lingkungan.
PERTEMUAN 5.
5.4. Analisis Mengenai Resiko Lingkungan (AMRAL)
Kegiatan Analisis
Mengenai Resiko Lingkungan
(AMRAL) disebut juga kegiatan
audit lingkungan. Kegiatan ini
dilaksanakan manakala proyek atau
usaha telah berjalan,
namun belum melaksanakan
kegiatan AMDAL. Proyek yang berlangsung sebenarnya menyalahi
aturan jika limbah dibuang atau
kegiatan menghasilkan polusi
yang mengganggu lingkungan,
sebab belum melaksakan AMDAL
tetapi telah beroperasi.
Namun demikian hal tersebut lumrah terjadi. Pertimbangannya antara lain investor
berkeyakinan bahwa limbah telah
dapat dikelola secara
baik, tidak membahayakan masyarakat sekitar
dan membuka lapangan
kerja baru bagi
masyarakat sekitar proyek, serta
pertimbangan lain yang
pada dasarnya menurut perhitungan investor tidak
membahayakan terhadap lingkungan hidup.
Apabila
hal tersebut memang telah berlangsung maka langkah yang diambil adalah
audit lingkungan. Kegiatan
ini juga merupakan
upaya penyiapan bahan sebagai
alat dalam pengambilan
keputusan bagi industriawan, pemerintah,
masyarakat yang berkepentingan dan masyarakat yang terkena
dampak langsung akibat
usaha atau proyek
yang sudah beroperasi. Audit lingkungan menurut keputusan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 30 tahun
2001 merupakan kegiatan
wajib dan kegiatan
sukarela. Audit lingkungan wajib
dikenakan pada proyek
atau industri yang
telah berjalan. Kegiatan ini
merupakan analisis terhadap
dokumen lingkungan yang sifatnya
spesifik, dengan kewajiban
yang satu secara
otomatis menghapuskan kewajiban
lainnya kecuali terdapat kondisi-kondisi
khusus. Sebaliknya audit
lingkungan sukarela dikenakan
pada proyek yang telah
memenuhi kriteria amdal
dan telah beroperasi.
Kegiatan audit lingkungan sukarela
ini merupakan upaya
dari pengelola proyek
atau investor untuk memperlihatkan dan
meningkatkan ketaatannya dalam pengelolaan lingkungan
hidup. Kegiatan audit
sukarela ini merupakan alat pemantauan secara
internal. Kegiatan semacam
ini memperlihatkan
kesadaran investor atau
pengelola dan sangat
membantu meningkatkan efektivitas pelaksanaan
pengelolaan lingkungan hidup.
Hal semacam ini perlu
didorong sebab sekaligus
dapat memperbaiki ketidak
sempurnaan dokumen yang telah dianalisis sebelumnya.
5.4.1.
Tahapan Audit Lingkungan
Analisis mengenai
resiko lingkungan merupakan
aktivitats yang menarik, sebab
tahapannya memerlukan kecermatan dalam merencanakan, bertindak dan cara evaluasinya.
Langkah
awal yang harus dilakukan dalam analisis
mengenai resiko lingkungan ini
adalah melakukan riset pendahuluan. Riset
ini dilandasi dengan
niat untuk memperoleh
data lapangan yang objektif dengan metode
yang benar. Melalui
kegiatan riset ini akan diperoleh data awal mengenai polutan atau bahan
pencemar yang dikeluarkan oleh usaha industri atau proyek yang sudah berjalan. Misalnya : Apabila limbah
yang dikeluarkan oleh
proyek atau industri
terebut berupa senyawa kimia,
maka tindakan berikutnya
adalah jenis unsur
apa yang terkandung dalam limbah
atau polutan tersebut.
Langkah
kedua apabila telah diketahui jenisnya, adalah menentukan berapa besar
dosis senyawa kimia
tersebut. Analisis lebih
jauh dengan dosis yang
sebesar itu seterusnya
dilakukan kajian apakah
dapat limbah berakibat membahayakan
bagi makhluk hidup. Apakah
limbah tersebut dalam jangka
pendek mengakibatkan kematian?
Ataukah dalam jangka panjang ?
Pertanyaan inilah yang
perlu dicari pemecahannya
lewat kegiatan AMRAL. Kegiatan
AMRAL pada tahap
ini amat rumit
dan seringkali harus menggunakan
hewan uji untuk
pembuktiannya yang memerlukan
waktu relatif lama.
Dari pengumpulan
data yang telah
meyakinkaan dan dilandasi dengan metode ilmiah yang benar,
langkah ketiga adalah melakukan kajian tentang
manajemen resiko. Analisis
manajemen resiko ini
merupakan upaya menganalisis apakah
terdapat senyawa target
yang berada pada lingkungan/daerah tetentu.
Seterusnya dicari pemecahan
yang rasional berapa dosis
yang dapat diduga,
dinyatakan dalam besaran
jumlah gram/orang yang
tinggal di lingkungan/lokasi tertentu
tersebut.
Analisis
lebih lanjut yang
dilakukan adalah apakah
lewat kontak antara
manusia dengan manusia, hewan
dengan manusia atau
lainnya, memungkinkan kadar
senyawa tersebut berbahaya ? Kegiatan ini akan melibatkan banyak pihak dan
merupakan kegiatan tersulit untuk dilakukan.
5.4.2.
Implementasi Audit Lingkungan
Setelah
mendapatkan data kuantitatif dari ketiga langkah yang telah dilakukan, langkah
lanjutannya adalah tahapan
implementasi atau penerapan. Langkah ini bagian dari pengambilan
keputusan dalam membuat peraturan
atau kebijakan. Langkah
awalnya adalah langkah melakukan analisis apakah senyawa
kimia tersebut sudah termasuk bahaya lingkungan atau belum. Jika jawabannya, ya senyawa ini berbahaya, maka langkah yang
akan diambil adalah
menyajikan fakta, data
dan laporan lengkap hasil
penelitian yang meyakinkan
sebagai bahan pengambilan keputusan. Pada langkah inilah merupakan langkah yang
sulit, karena telah melibatkan dan masuknya
kekuatan politis, ekonomi,
sosial budaya yang hasil akhirnya sebuah dapat
dimunculkan peraturan. Peraturan inilah
yang selanjutnya menjadi acuan
yang harus dipatuhi
semua pihak demi keselamatan bersama.
Persoalan pokok
dalam menerbitkan peraturan
adalah akan munculnya banyak
kepentingan yang berperan. Banyaknya
kepentingan ini ditandai dengan masuknya faktor non teknis, yakni kekuatan
politik, ekonomi sosial dan budaya..
Faktor politik, kekuasaan,
ekonomi berperan banyak dalam
merumuskan peraturan. Di
sinilah hambatan akan
muncul, di antaranya hasil audit tersebut seringkali dianggap kurang berbobot karena
secara ekonomis tidak menguntungkan investor dan pemerintah, meskipun beresiko
yang besar terhadap kelangsungan hidup makhluk hayati di sekitar proyek yang
sedang beroperasi. Oleh sebab hal ini di
luar kewenangan ahli lingkungan,
semua ini kita
serahkan kepada lembaga
yang berwenang dengan
diiringi doa semoga
keputusannya membawa kesejahteraan masyarakat dan kelestarian
lingkungan dan sumber daya alam yang ada.
Selasa, 30 April 2013
Ilmu Kealaman Dasar
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu Alamiah Dasar (IAD) merupakan
salah matu mata kuliah yang termasuk mata kuliah umum (MKU) yakni mata kuliah
dengan bobot 2 sks ini wajib diikuti oleh setiap mahasiswa pada semua program
studi terutama untuk program studi non exacta dengan maksud mahasiswa
dikenalkan pada konsep-konsep dasar alamiah dalam menunjang dan melandasi
pengetahuan mahasiswa dalam memahami, mengkaji dan menerapkan pengetahuan
lainnya, khususnya pemecahan-pemecahan masalah, teori maupun konsep ilmu yang
berkaitan dengan alam.
Materi ilmu alamiah dasar ini tentu
saja hanya bersifat dasar, umum dan pengantar yang berkenaan dengan fenomena
alam dan daya fikir manusia hingga mampu memperoleh budaya modern yang dapat
dimanfaatkan oleh manusia dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya.
A. KEUNIKAN MANUSIA
Sebagimana mahluk hidup lainnya
manusia memiliki kemiripan baik secara morfologis maupun anatomis termasuk
mekanisme organis yang secara signifikan memiliki kesamaan proses biologis,
seperti kebutuhan makan/minim (nutrisi), kebutuhan bernapas (respirasi),
berkembang biak (reprodukksi), menerima rangsang (iritabilitasi), bergerak dan
lain-lain yang merupakan ciri-ciri mahluk hidup (biotis). Tetapi dibanding
mahluk lain, manusia memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh mahluk lainnya
yakni rasa ingin tahuannya (kutriositas) mengalami perkembangan yang
signifikan yaitu apa yang disebut dengan daya fikir (budi daya).
Secara fisik manusia memiliki banyak kelemahan disbanding
mahluk lain, seperti gajah dapat mengangkat benda yang berat yang tidak dapat
diangkat oleh manusia, kuda, harimau dapat berlari kencang, bahkan dengan
nyamuk yang kecil sekalipun manusia masih lebih lemah karena hanya dengan
gigitannya (nyamuk anofeles/malaria) manusia bisa sakit bahkan dapat
mengakibatkan kematian. Tetapi karena manusia dilengkapi radar berfikir maka
manusia dengan kekuatan fikirnya mampu mengembangklan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dengan ilmu dan teknologi itulah manusia dapat menaklukan berbagai
kekuatan yang dimilki oleh mahluk lain (hewan), teknologi dapat mengangkat
beban yang lebih berat, gerak lari mobil, pesawat lebih kencang disbanding kuda
dan harimau. Dengan demikian keunikan dan keunggulan manusia dibanding dengan
mahluk lainnya adalah terletak pada daya fikirnya.
B. KURIOSITAS
(RASA INGIN TAHU)
Berbeda dengan mahluk lainnya
manusia selalu serba ingin tahu terhadap berbagai fenomena alam yang
dialaminya, manusia selalu bertanya ada apa ? (jika terjadi gempa bumi, gunung
meletus, banjir bandang atau gejala alam lainnya khususnya membuat mereka
cemas) hal ini merupakan daya rangsang yang diteruskan pada daya fikir sehingga
munculah pertanyaan ada apa?, setelah tahu bahkan manusia terus bertanya lebih
jauh lagi, Bagaimana ? dan seterusnya akan bertanya mengapa ?
pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan pisau-pisau untuk menoreh pengetahuan
walaupun secara sederhana dan bersifat indrawi. Sementara mahluk lain dalam
memenuhi kebutuhan dan kelangsungan hidupnya hanya mengandalkan naluriah
(instink) belaka sementara Asimov menyebutnya idle curiosity yang
sifatnya tetap tidak berkembang sepanjang jaman contohnya sarang burung manyar
mungkin yang tercanggih dibanding burung lainnya, tetapi sejak dulu sampai saat
ini sarang burung manyar konstruksi dan motivnya tetap begitu saja, berbeda
dengan manusia dulu pada zaman primitif manusia hidup digua-gua, berubah
menjadi rumah sederhana, dengan ilmu dan teknologi manusia dapat membangun
rumah-rumah modern pencakar langit, artinya manusia memiliki rasa ingin tahu yang
berubah menjadi daya piker yang dapat berkembang sepanjang jaman sesuai dengan
kebutuhan dan keinginannya yang tidak pernah puas maka manusia terus berupaya
mencari dan menemukan sesuatu yang dapat memudahkan dan menyenangkan dalam
hidupnya.
C. PERKEMBANGAN POLA FIKIR MANUSIA
Seperti dijelaskan dimuka bahwa rasa
ingin tahu manusia terus berkembang memalui pengamatan dan pengalaman indrawi
sehingga mampu menemukan apa yang diinginkannya, tetapi karena memang manusia
adalah mahluk yang tidak mudah puas dengan apa yang telah mereka ketahui bahkan
sering menemukan jawaban-jawaban yang tidak dapat memecahkan masalah dan tidak
memuaskan dirinya, pada masa kuno sering mereka mencoba mencari-cari jawaban
dengan me-reka- reka bahasa untuk memuaskan dirinya terhadap fenomena alam yang
dilihat, dirasakan, didengar maupun dicium oleh mereka. Misalnya apa pelangi
itu ? Sebenarnya mereka tidak mampu menjawab atas pertanyaan itu, tetapi
untuk kepuasan maka mereka mencoba mencari-carai jawaban yang sekiranya dapat
memuaskan baik bagi dirinya maupun orang lain, sehingga mereka menjawab bahwa
pelangi itu adalah selendang bidadari yang sedang mandi, dari jawaban
tersebut muncul pengetahuan baru yakni bidadari. Selanjutnya tetang pertanyaan mengapa
gunung meletus ? sekali lagi mereka tidak mampu menjawab tapi dengan alasan
kepuasan mereka menjawab gunung itu meletus karena yang punya gunung sedang
marah, dari jawaban itu munculah pengetrahuan baru yang punya gunung,
sehingga mereka memperluas pengetahuannya dengan anggapan segala sesuatu itu
ada yang punya, mereka percaya kalau laut itu ada yang punya, angin ada yang
punya, pohon besar ada yang punya dan lain-lain. Oleh karenanya untuk
menghilangkan rasa kecemasan dari yang punya gunung, laut, pohon besar dan
lainnya tidak marah maka mereka melakukan upacara ritual baik dengan cara
membaca mantera-mantera, gerakan-gerakan tarian, penyajian sesajen dan
lain-lain. Pengetahuan-pengetahuan itu merupakan penggabungan dari
pengalaman-pengalaman indrawi dan kepercayaan dan disebut dengan mitos. Cerita-cerita
mitos itu disebut legenda. Mengapa mitos dapat diterima pada saat itu
sebagai suatu kebenaran hal ini karena dilatarbelakangi oleh keterbatasan
indrawi keterbatasan penalaran dan hasrat ingin tahunya yang segera ingin
dipenuhi.
Beberapa keterbatasan alat indra
manusia sebagai penyebab munculnya mitos adalah :
- Alat Penglihatan
Banyak
benda yang bergerak sangat cepat sehingga tak tampak jelas oleh mata, mata tak
dapat membedakan benda-benda. Demikian juga jika benda berada pada tempat yang
jauh mata kita tak dapat melihat dengan jelas.
- Alat Pendengaran
Pendengaran manusia terbatas pada
getaran yang mempunyai frekwensi dari 30 sampai 30.000 per detik. Getaran di
bawah tiga puluh atau diatas tiga puluh ribu per dertik tak terdengar.
- Alat Pencium dan Pengecap
Manusia hanya dapat membedakan 4
jenis rasa, yakni manis, masam, asin, dan pahit. Bau parfum dan bau-bauan yang
laindapat dikenal oleh hidung kita bila konsentrasinya di udara lebih dari
sepersepuluh juta bagian.
- Alat Perasa
Alat perasa pada kulit manusia dapat
membedakan panas atau dingin, namun sangat relatif atau tergantung pada kondisi
sehingga tidak dapat digunakan sebagai alat observasi yang tepat.
Mengapa mitos dapat diterima kebenarannya pada masa itu
disebabkan beberapa factor di bawah ini ;
- Keterbatasan pengetahuan yang disebabkan keterbatasan pengindraan baik langsung maupun dengan alat.
- Keterbatasan penalaran manusia pada saat itu.
- Hasrat ingin tahunya terpenuhi
Berdasarkan
sejarah perkembangan jiwa manusia baik secara individu maupun kelompok,
menurtut Auguste Comte (1798 – 1857 M ) menjelaskan akan berlangsung dalam tiga
tahap, Yaitu ;
- Tahap teologi/fiktif
- Tahap filsafat/metafisik/abstrak
- Tahap positif atau ilmiah ril
Pada tahap teologi atau fiktif, manusia berusaha untuk
mencari dan menemukan sebab pertama dengan tujuan akhir dari segala sesuatu,
dan selalu dihubungkan dengan kekuatan gaib. Gejala alam yang menarik
perhatiannya selalu diletakan dalam kaitannya dengan sumber yang mutlak.
Mempunyai anggapan bahwa setiap gejala dan peristiwa dikuasai dan diatur oleh
para dewa atau kekuatan gaib lainnya.
Tahap metafisika atau abstrak, merupakan tahapan manusia
masih tetap mencari sebab utama dan tujuan akhir, tetapi manusia tidak lagi
menyandarkan diri pada kepercayaan akan adanya kekuatan gaib, melainkan kepada
akalnya sendiri, akal yang telah mampu melakukan abstraksi guna menemukan
hakikat sesuatu.
Tahap positif atau riil merupakan tahap dimana manusia telah
mampu berpikir secara positif atau riil atas dasar pengetahuan yang telah
dicapainya yang dikembangkan secara positif melalui pengamatan, percobaan, dan
perbandingan.
Puncak perkembangan pemikiran mitos adalah pada zaman
Babilonia yaitu kira-kira 700 – 500 SM pada zaman ini mereka sudah mampu
menelaah bentuk bumi sehingga mereka berpendapat bahwa bumi ini berbentuk
setengah bola, bumi sebagai hamparan dan langit beserta bintang-bintang sebagai
atap, bahkan yang lebih menakjubkan mereka sudah mengenal bidang edar matahari sehingga
mereka tahu bahwa dalam setiap 365,25 hari matahari beredar kembali pada titik
semula dan ini yang disebut waktu tahun.
Pengamatan terhadap angkasa raya
memiliki daya tarik tersendiri pada masa itu, sehingga pengetahuan dalam bidang
ini cukup pesat, maka munculah pengetahuan rasi-rasi perbintangan yang sekarang
kita kenal yakni; rasi scorpio, rasi virgo, rasi pisces, rasi leo dan
sebagainya rasi-rasi ini erat kaitannya dengan peramalan nasib manusia dan
dikenalah dengan astrologi. Karena pengetahuan ini hanya bersifat
peramalan, imajiner, dugaan dan kepercayaan maka pengetahuan ini disebut Pseudo
science (sain palsu) yakni pengetahuan mitos yang dikaitkan dengan fenomena
alam yang sebenarnya (mirip sebenarnya tetapi bukan sebenarnya).
Sain palsu tersebut sangat
berpengaruh pada para pemikir filosuf yunani seperti Thales (624-549) ia
berpendapat bahwa bumi ini adalah sebuah piring yang terapung di atas air, ia
pula yang pertama kali menggagas asal mula benda dan menurutnya semua kehidupan
berawal dari air, hal ini merupakan awal pemikiran yang sangat besar karena
mampu mengalihkan pemikiran mitos yang menganggap semua yang ada dibumi ini
adalah ciptaan dewa, pengaruh pemikiran Thales ini telah menggiring pemikiran
bangsa yunani untuk meninggalkan berfikir mitos secara perlahan-lahan. Generasi
filosuf Yunani yang telah berhasil menyumbangkan buah pikirannya diantaranya
adalah :
- Anaximander, Seorang pemikir kontemporer pada masa Thales. Dia berpendapat bahwa langit yang kita lihat sebenarnya hanya separuh saja. Langit dan segala isinya itu beredar mengelilingi bumi, Ia berhasil membuat jam matahari yang menggunakan tongkat yang tegak lurus dipermukaan bumi, bayangan tongkat dijadikan petunjuk waktu (jam tongkat) pada tahun 70-an sering kita temukan jenis ini di masjid untuk pedoman waktu shalat.
- Anaximenes, (560-520) Ia berpendapat unsure dasar pembentuk benda adalah air, hal ini sependapat dengan Thales. Yang dikembangkan bahwa air merupakan wujud benda yang dapat berubah merenggang menjadi api, dan memadat menjadi tanah konsep ini menjadi awal kansep transmutasi benda.
- Herakleitos ( 560-470 ), Ia menyangkal konsep anaximenes, menurutnya apilah yang menjadi dasar transmutasi benda, karena tanpa api benda akan tetap seperti adanya.
- Phytagoras (500 SM), Ia berpendapat bahwa sebenarnya yang menjadi unsure dasar pembentuk benda adalah terdiri empat unsure dasar yaitu tanah, api, udara dan air. Phytagoras sangat terkenal sebagai ahli matematika dan penemu Dalil Phytagoras
- Demokritos (460-370), Pendapatnya adalah bahwa suatu benda dibelah secara terus menerus akan menghasilkan bagian terkecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Bagian terkecil itu disebutnya Atomos atau atom, istilah atom ini sampai saat ini masih dipergunakan sekalipun konsepnya tidak seperti lagi Demokritus.
- Empedokles (480-430 SM), Ia tergolong pendukung Phytagoras tentang empat unsure dasar pembentuk benda ; tanah,air ,api dan udara. Dia mengembangkan konsep tersebut dengan mengenalkan tentang tenaga penyekat atau daya tarik-menarik dan daya tolak-menolak, kedua gaya tersebut dapat memisahkan atau menyatukan unsure dasar pembentuk benda tersebut.
- Plato (427-345 SM), Ia memiliki cara berpikir yang berbeda dengan filosuf sebelumnya, sebagai seorang sastrawan, ia tidak berpikir yang bersifat materialistic sebagaimana para filosuf sebelumnya. Menurutnya bahwa keanekaraman yang terlihat sekarang ini hanyalah sesuatu duplikat saja dari semua yang kekal dan immaterial. Gajah yang bertubuh besar yang kita lihat hanyalah cofy atau duplikat belaka yang tidak sempurna, maka yang benar adalah idea gajah. Selanjutnya konsep ini dikenal dengan konsep alam idea plato.
- Ariestoteles ( 384-322 SM), Ia seorang pemikir besar pada jamannya dan dikenal sebagai perangkum intisari konsep-konsep filosuf sebelumnya dan memperbaiki konsep-konsep yang dianggap tidak benar menurut pemikirannya yang selalu rasional dan Ia menjelaskan tentang Zat tunggal yang disebut Hule sebagai pembentuk dasar benda yang keberadaannya tergantung pada kondisi, sehingga ia dapat berubah menjadi tanah, air, udara dan api yang mengalami transmutasi akibat kondisi dingin, lembab,panas dan kering. Dalam kondisi lembab dan panas hule akan berwujud api, sedang dalam kondisi kering dan dingin hule akan berwujud tanah, Ia pun berpendapat bahwa di dunia ini tidak ada ruang yang hampa menurutnya jika ada ruang yang hampa maka dengan sendirinya akan terisi ether yang bersifat immaterial. Ajaran yang penting dari Aristoteles adalah bahwa untuk mencari kebenaran harus didasarkan logika sehingga ia dikenal sebagai rasionalisme. Konsep pentingnya adalah orang yang pertamakali melakukan pengklasifikasian hewan dan mengemukakan konsep abiogenenis (generatio spontanea).
- Ptolemeus (127-151 SM), Ia seorang filosuf besar setelah Aristoteles kopnsepnya adalah ; Bumi itu bulat daim seimbang tanpa tiang penyangga dan bumi sebagai pusat tatasurya ( mata hari dan benda lainnya berputar mengelilingi bumi ) dikenal dengan teori Geosentris.
- Ibnu Shina (abad 11) dikenal sebagai ahli kedokteran
- Ibnu Choldun ahli sosiologi
- Al jebra ahli matematika
- Al Razi, seorang rasionalisme murni yang tidak percaya pada wahyu dan nabi karena menurutnya dengan akal sudah cukup untuk dapat membedakan baik dan buruk, yang berguna dengan yang tidak berguna dengan akal pula kita dapat mengenal Tuhan sehingga menurutnya tidak perlu ada wahyu dan nabi. Ia dikenal sebagai ahli kimia (penemu air raksa) dan pengobatan/kedokteran diakhir hayatnya matanya buta karena terlalu banyak baca dan pengaruh dari reaksi kimia.
- Ibnu Rusdy ahli filsafat muslim yang menerjemahkan buku-buku yunani kedalam bahasa Arab sehingga Arab menjadi pusat ilmu internasional yang kemudian alih bahasa kedalam bahasa latin dan berkembang ke dunia barat sehingga terkenal dengan pusat perpustakaan masjid Al Hamra Cordoba (spanyol).
- Abu Musa Jabir Bin Hayyan, dikenal sebagai Bapak Kimia
- Omar Khayyam, dikenal sebagai seorang ahli matematika dan astronomi.
Kesimpulan :
Pola pikir manusia terus mengalami
perkembangan yang diawali oleh rasa ingin tahu ( Kuriositas ) terhadap berbagai
gejala alam yang terus memperlihatkan aktivitasnya dan terkadang membuat
manusia menjadi cemas seperti bencana alam gunung meletus, kebakaran,
kekeringan , kebanjiran dan lain-lain. Hal ini merangsang manusia untuk terus
mencari jawaban dan tejadilah berpikir mitos yang mengandalkan keyakinan untuk
suatu kepuasaan. Sejalan dengan perkembaqngannya berpikir mitos mulai
dihubungkan dengan fenomena alam yang sebenarnya untuk mendapatkan ramalan
nasib manusia maka dikenal psedeu Science atau juga dikenal Astrologi.
Pada masa Yunani berpikuir mitos mulai ditinggalkan sehingga munculah
pemikir-pemikir rasional (filsafat) yang
kebenarannya hanya atas dasar rasio sehingga muncullah konsep-konsep alam yang
sebagiannya saat ini masih dapat digunaklan dan diakui kebenarannya. Dunia
Islam tidak kalah ketinggalan ketika filsafat Yunani mulai padam, Islam
bersinar di Persia melahirkan para filosuf muslim yang nama besarnya mendunia
karena karya-karyanya yang ilmiah yang sampai dengan saat ini masih dijadikan
reference (rujukan) bagi perkembangan sains.
BAB II
KELAHIRAN ILMU ALAMIAH
Sebagaimana dijelaskan pada bab
sebelumnya bahwa pengetahuan didapat dengan berbagai pendekatan seperti halnya
pengetahuan berupa mitos atau legenda menggunakan pendekatan kepercayaan yakni
kebenarannya hanya atas dasar percaya maka pendekatan pengetahuan semacam ini
bersifat irrasional, begitu pula pengetahuan yang sifatnya falsafi
pendekatan kebenarannya hanya mengandalkan nalar=akal = rasio belaka maka
dikenalah pendekatan pengetahuan rasional sehingga muncullah persepsi
paham kebenaran irrasionalime dan rasionalisme.
Ilmu alamiah
sebagai hasil perkembangan pola pikir manusia yang terakumulasi dari hasil
pengamatan dan pengalaman telah mendorong manusia untuk melahirkan pendekatan
kebenaran yang tidak hanya mengandalkan kemampuan rasio belaka, dorongan tersebut
setidaknya terdiri dari dua sisi ; yakni dorongan pertama adalah
dorongan untuk memuaskan diri sendiri yang sifatnya non praktis atau teritis
guna memenuhi kuriositas dan memahami tentang hakikat alam semesta dan segala
isinya, yang selanjutnya melahirkan pure science (Ilmu
pengetahuan murni ). Sementara dorongan yang ke-dua adalah dorongan yang
sifatnya praktis, dimana ilmu pengetahuan dimanfaatkan untuk meningkatkan tarap
hidup yang lebih tinggi, dan selanjutnya disebut dengan Applied science
(Ilmu pengetahuan terapan/teknologi).
Kapan ilmu
pengetahuan (sains) lahir ? secara waktu mungkin sulit untuk ditetapkan tetapi
yang jelas sesuatu dinyatakan pengetahuan sains adalah apabila pendekatan
kebenaran tertumpu pada rational approach and empiric approach yakni
kebenaran yang secara rasional dapat dimengerti dan difahami serta dibuktikan
secara fakta dan menggunakan peralatan ilmiah. Pendekatan senacam itu
sebenarnya sudah dilakukan pada masa filosuf muslim di Persia dengan bukti
munculnya ilmu-ilmu terapan seperti ilmu perbintangan, ilmu kimia dan ilmu
kedokteran, tetapi kebenaran ini tidak deklarasikan oleh ilmuwan barat, mereka
mengklaim bahwa kelahiran ilmu pengetahuan sains (ilmiah) adalah setelah
ditemukannya teropong bintang (sekalipun sejak masa filsafat muslim teleskop
sudah ada ) yang mampu membuktikan kebenaran teori Heliosentris Copernicus.
Memang sejak penemuan teleskop telah banyak membantu para ilmuan untuk dapat
membuktikan secara empiric terhadap konsep-konsepnya.
Berikut ini
dijelaskan beberapa ilmuan yang telah menancapkan tonggak sejaran perkembangan
ilmiah ;
Nikolas
Copernicus (1473 – 1543 M) Ia seorang astronom, matematika dan pengobatan,
Tulisannya yang terkenal dan merombak pandangan Yunani yang berjudul De
Revolutionibus Orbium Caelestium ( Peredaran alam semesta) buku ini ditulis
pada tahun 1507 M tetapi tidak segera dideklarasikan karena konsepnya
bertentangan dengan konsep lama yang sudah mendapat justifikasi dari penguasa. Pokok-pokok ajarannya sebagai
berikut ;
- Matahari adalah pusat dari system solar, dimana system itu bumi adalah salah satu planet diantara planet-planet lain yang beredar mengelilingi matahari.
- Bulan beredar mengelilingi bumi dan bersama bumi mengelilingi matahari.
- Bumi berputar pada porosnya dari barat ke timur yang mengakibatkan adanya siang dan malam dan pandangan gerakan bintang-bintang.
Pengikut Copernicus adalah Bruno (1548
– 1600 M) memperoleh kesimpulan lebih jauh lagi, yaitu ;
- Jagat raya ini tidak ada batasnya
- Bintang-bintang tersebar di seluruh jagat raya
Karena keberaniaannya mendeklarasikan
pendapatnya yang bertentangan dengan keyakinan penguasa pada itu maka Bruno
dianggap sebagai orang yang kemasukan setan (kesurupan) dan dihukum dengan cara
dibakar hidup-hidup hingga mati.
Ahli astronomi lainnya dalah Johannes
Kepler (1571 – 1630 M ) Pokok-pokok pikirannya adalah :
- Planet-planet beredar mengelilingi matahari pada suatu garis edar yang berbentuk elips dengan suatu focus.
- Bila ditarik garis imajinasi dari planet ke matahari dan sementara itu ia bergerak menurut garis edarnya, maka luas bidang yang ditempuh pada jangka waktu yang sama adalah sama.
- Pangkat dua dari waktu yang dibutuhkan sebuah planet mengelilingi matahari secara penuh adalah sebanding dengan pangkat tiga dari jarak rata-rata planet itu terhadap matahari.
Konsep-konsep diatas dibenarkan oleh
Galileo Galilei (1564 –1642 M) dengan menggunakan teleskopnya yang terbesar
mampu melihat tatasurya dan mengumumkan hasil penemuannya bahwa teori Geosentri
dianggap salah dan yang benar adalah teori Heliosentris sebagaimana dikemukakan
oleh Copernicus dan Kepler sekalipun bertentangan dengan pendapat penguasa yang
mempertahan teori geosentris dan menganggap suci bumi dan menjadi pusat
tatasurya sebagai tempat singgasana para raja.
A. KRITERIA ILMIAH
Suatu pengetahuan dinyatakan ilmiah
apabila dapat memenuhi criteria sebagai berikut ;
- Sistematis
- Berobjek
- Bermetoda
- Universal
Kebenaran pengetahuan ilmiah harus
bersifat sistematis yakni bertautan dan meiliki hubungan kebanaran yang saling
mendukung dengan pengetahuan lainnya (tidak berdiri sendiri ) dan memiliki
langkah yang tersusun dalam menemukannya, disamping itu kajian ilmu harus
memiliki objek yang jelas karena pada hakekatnya pengetahuan ilmiah itu adalah
bertujuan dalam justifikasi objek melalui metoda ilmiah (scientific methode)
yang operasional terarah dan terukur dan mengandung fakta kongkrit sehingga
menghasilkan kebenaran yang bersifat universal yakni berlaku secara menyuluruh.
Perlu dikemukakan pula bahwa
disamping adanya kriteria ilmiah yang mampu menghasilkan kebnenaran ilmiah,
juga adapula criteria kebenaran yang sifatnya non ilmiah, yakni ;
- Perasaan
- Intuitif
- Trial and error
Perasaan merupakan salah satu cara untuk menarik kesimpulan
yang tidak berdasarkan nalar tentu saja hal ini akan bersifat subjektif karena
perasaan setiap orang satu dengan lainnya memiliki sensitifitas yang berbeda.
Sedangkan instuisi merupakan kegiatan berpikir yang tidak
analistis, tidak berdasarkan pola berpikir tertentu, pendapat yang berdasar
intuisi timbul dari pengetahuan-pengetahuannya yang terdahulu melalui proses
berpikir yang tidak disadari. Seolah-olah pendapat itu muncul begitu saja tanpa
dipikir terlebih dahulu. Setiap orang memiliki kepekaan dan ketajaman intuitif
yang tingkatnya berbeda-beda, mungkin orang yang terlatih intuisinya akan
memeiliki kepekaan yang tinggi dan memungkinkan intuisinya dapat mendekati
kebenaran atau sebaliknya bagi orang yang memiliki kepekaan dan ketajaman
intuisi yang rendah.
Sementara kebenaran dengan criteria
trial and error sekalipun tingkat kebenaran lebih maju dibanding prasangka dan
intuitif, tetapi pendekatan ini dipandang tidak efesien karena cara untuk
memperoleh pengetahuan melalui coba-coba atau untung-untungan dan lebih
cenderung error daripada berhasil.
B. METODA ILMIAH DAN OPERASIONALNYA
Kebenaran ilmu alamiah akan terlihat
dari metoda yang digunakan, jika sesuatu pengetahuan didapat melalui metoda
ilmiah maka pengetahuan itu dinyatakan ilmiah dan sebaliknya jika tidak melalui
metoda ilmiah maka pengetahuan itu dinyatakan tidak ilmiah, lebih lanjut di
bawah ini dijelaskan prosedur dan langkah-langkah methoda ilmiah.
a. Pengindraan
Pengindraan merupakan langkah awal
yang penting dalam mengenali objek masalah, tetapi akurasi pengindraan tidak
dapat dijadikan ajeg kebenaran karena pengaruh kondisi dan sifat pengindraan yang
terbatas dalam mengenali objek, oleh karena itu perlu adanya pengulangan secara
berkali-kali dan memerlukan waktu yang relatif lama, biasanya orang yang
terlatih memiliki pengindraan yang tajam, seorang ahli musik memiliki
pengindraan pendengaran yang sensitive sehingga peka terhadap kebenaran musik.
Begitu pula ahli peneliti perlu terlatih dalam mengindra objek supaya tidak
keliru, maka untuk itu agar pengindraan dapat ajeg, objektif perlu dibantu
dengan alat indra buatan yang ditera akurasinya seperti termometer sebagai alat
untuk mengukur suhu.
b. Masalah
Langkah selanjutnya setelah proses
pengindraan terhadap suatu objek yang telah direnungkan terlebih dahulu adalah
menentukan masalah hasil pengindraan, untuk mengetahui sesuatu itu menjadi
masalah apabila objek itu mengandung pertanyaan, seperti pertanyaan apa ?
bagaimana ? dan mengapa ? suatu objek itu begini atau begitu, tentu
saja pertanyaan para ilmuwan akan berbeda dengan orang umum artinya pertanyaan
itu harus terukur dan teruji sehingga akurasi jawabannya dapat
dipertanggungjawabkan. Perlu ditegaskan bahwa pertanyaan yang dimaksud adalah
mengandung objek yang jelas atau dapat diindra, bukan pertanyaan mengapa alam
ini ada ? karena pertanyaan seperti ini bukan kajian ilmu alamiah.
c. Hipotesa
Hipotesa atau dugaan sementara
merupakan jawaban sementara dari pertanyaan masalah, untuk mengetahui apakah
hipotesa itu benar perlu diuji dan eksperimen yang akurat dan didukung oleh
data fakta yang kuat, bila ternyata fakta berbicara lain maka perlu disusun
hipotesis baru. Biasanya ilmu membuat hipotesa terdiri dari dua klausal positif
dan negatif yakni dua jawaban yang satu dengan lainnya saling bertolak
belakang., diantara kedua hipotesa itu diharapkan salah satunya dapat didukung
oleh data dan fakta hasil eksperimen maupun survai.
d. Eksperimen
Eksperimen merupakan pengujian
terhadap hipotesa yang dilakukan untuk mendapatkan pengumpulan data atau fakta
melalui kegiatan observasi langsung atau percobaan/eksperimental. Selanjutnya
fakta-fakta itu dikumpulkan dan dianalisa apakah mendukung hipotesa yang
diajukan atau tidak.
e. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan
berdasarkan atas penilaian melalui analisis terhadap fakta-fakta, untuk melihat
apakah hipotesa itu yang diajukan itu diterima atau sebaliknya ditolak.
Hipotesa yang diterima merupakan pengetahuan yang telah diuji kebenarannya dan
sebagai bagian dari ilmu pengetahuan.
Dengan demikian ilmu pengetahuan itu
disusun secara sistematis dengan menggunakan metoda tertentu dan diuji
kebenarannya secara empiris dan berlaku secara universal.
C. SIKAP ILMIAH
Salah satu asfek tujuan mempelajari Ilmu alamiah dasar ini
adalah bagaimana menanamkan sikap ilmiah bagi mahasiswa, berikut ini di
jelaskan beberapa sikap ilmiah yang harus dimilki oleh seorang ilmuan ;
1. Jujur
Sebagai
ilmuan wajib melaporkan hasil pengamatannya secara objektif. Dan menyusun
penelitian hingga pelaporan harus disampaikan sejujur-jujurnya sehingga terbuka
bagi peneliti lain bila dilakukan pengulangan.
2. Terbuka
Seorang
ilmuan mempunyai pandangan luas, terbuka bebas dari praduga, ia tidak
memperoleh buah pikirannya dari dugaan, ia akan terus mendapatkan kebenaran
dengan prosedur ilmiah dan membuka diri bagi pihak lain untuk menguji dan
mengkritik kebenarannya atau selalu menghargai kebenaran orang lain.
3. Toleran
Seorang
ilmuwan tidak merasa bahwa dirinya paling benar, bahkan ia bersedia mengakui
bahwa oprang lain mungkin lebih benar. Dalam menambah ilmu pengetahuan ia
bersedia belajar dari orang lain, membandingkan pendapatnya dengan pendapat
orang lain, ia memiliki tenggang rasa atau sikap toleran yang tinggi, jauih
dari sikap angkuh.
4. Skeptis
Skeptis adalah sikap kehati-hatian
dan kritis dalam memperoleh informasi, tidak sinis tetapi meragukan kebenaran
informasi sebelum teruji yang didukung oleh data fakta yang kuat sehingga dalam
membuat pernyataan, keputusan atau kesimpulan tidak keliru.
5. Optimis
Optimis adalah berpengharapan baik
dalam menghadapai segala sesuatu, tidak putus asa, dan ia selalu berkata “ Beri
saya kesempatan untuk berpikir dan mencoba mengerjakannya” . Seorang yang
memiliki kecerdasan optimis akan memiliki rasa humor yang tinggi. John Von
Neuman memberi nama hasil karyanya dengan sebutan MANIAC ( sehingga membuat
peserta seminar tertawa) padahal maniac itu istilah dari singkatan Mathematical
Analyzer, Numerical Integrator and Computer.
6. Pemberani
Seorang ilmuan harus memiliki sikap
pemberani dalam menghadapi ketidakbenaran, kepura-puraan, penipuan,
kemunafikan, dan kebathilan yang akan menghambat kemajuan. Sikap keberanian ini
banyak dicontohkan oleh para ilmuan seperti Copernicus, Galilleo, Socrates,
Bruno yang telah banyak dikenal orang. Copernicus dan Galilleo diasingkan oleh
penguasa karena dengan berani menentang konsep Bumi sebagai pusat tata surya, matahari
dan benda lainnya berputar mengelilingi bumi (geosentris). Dan ia
mendeklarasikan justru mataharilah yang menjadi pusat tata surya bumi dan
planet lainnya berputar mengitari matahari (Heliosentris), Socrates memilih
mati minum racun daripada harus mengakui sesuatu yang salah. Bruno tidak takut
dihukum mati dengan cara dibakar demi mempertahankan kebenaran.
Kisah keberanian ilmuan yang cukup
menarik dan menjadi tauladan adalah kisah Prof. Peabody, memberikan kuliah
terahir tentang “Perawatan Orang Sakit” Kuliah ini sangat jelas, penuh rasa
kasih sayang dan belas kasih, saat memberikan kuliah saat itu berumur 46 tahun,
segar dan bugar, fasih dalam menyampaikan materi kuliahnya. Tetapi dibalik
ketenangannya itu Peabody mengidap penyakit kanker ganas yang telah diderita,
ditekuni , diteliti dan dipahami secara seksama secara medis mengenai setiap
gejala kanker yang dideritanya. Sehari sebelum meninggal dunia ia menulis
sendiri laporan penyakitnya dengan harapan dapat dijadikan bahan penelitian
pengobatan lebih lanjut. Kisah yang sama juga dilakukan oleh Marry Cury seorang
fisikawan, kimiawan yang berhasil menemukan zat radio aktif, bertahun-tahun ia
menekuni dan meneliti zat radioaktif dengan harapan dapat dimanfaatkan untuk
kesejahteraan manusia, dengan perlahan radiasi unsure tersebut merambah kedalam
tubuh Marry Cury dan ia tahu sehingga mengindap penyakit kanker, dalam setiap
kuliahnya menjelaskan tentang radioaktif tidak pernah menunjukan ketakutan dan
bahaya radiasinya dan itu terus dirahasiahkan hingga ia menjelaskan sendiri
pada saat-saat ajalnya tiba.
7. Kreatif
Ilmuwan dalam mengembangkan ilmunya
harus kreatif, Louis Al-Vares (ilmuwan fisika Berkeley) Ia seorang pemain golf.
Dengan kreativitasnya ia membuat alat analisator stroboskop untuk
meningkatkan cara bermain golf. Kemudian alat itu dihadiahkan kepada presiden
Esenhower yang juga pemain golf, dan sejak itu ia memegang paten untuk
pembuatan alat tersebut. Saat ini untuk menghargai kreativitas ilmuwan dalam
meningkatkan kesejahteraan manusia diberikan penghargaan NOBEL seperti yang
pernah diterima oleh keluarga Cury untuk fisika dan kima.
D. FILSAFAT ILMU ALAMIAH
Filosofis ilmu alamiah sebagai dasar
pengembangan ilmu mengacu pada nilai yang berkembang sejalan dengan pola pikir
manusia dalam bentuk budaya dan norma yang dianut dan menjadi pandangan hidup,
untuk itu dibawah ini diuraikan beberapa dasar filsafat ilmu alamiah ;
1. Vitalisme
Ilmu alamiah awalnya tidak dapat
terlepas dari pengaruh kepercayaan atau mitos, filsafat vitalisme merupakan
doktrin yang menyatakan adanya kekuatan di luar alam. Kekuatan itu memiliki
peranan yang esensial mengatur segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini.
Kekuatan itu dikenal dengan istilah élan vital, Tuhan, yang maha kuasa dll.
2. Mekanisme
Mekanisme merupakan pandangan yang
menyatakan bahwa sebagai penyebab yang mengatur semua gerakan di alam semesta
ini adalah sejumlah hukum alam ( nature of law ), dengan demikian
menurut paham ini semua gejala alam semesta terjadi dengan sendirinya sesuai
dengan hukum alam sehingga pandangan ini akan menyamakan antara gejala mahluk
hidup dengan mahluk tak hidup sehingga tidak perbedaan yang hakiki diantaranya.
Dengan demikian akan menggiring pandangan manusia pada paham materialisme yang
kemudian menjadi ateisme.
3. Agnotisme
Agnotisme merupakan paham yang tidak
mempedulikan ada tidaknya kekuatan di luar alam (sang pencipta, Tuhan, yang
maha kuasa, élan vital ). Penganut paham ini hanya mempelajari gejala alam
semata, paham ini akan menggiring manusia bersikap sekuler sebagaimana
banyak dianut ilmuwan barat.
Indonesia yang menjunjung tinggi
falsafah Pancasila yang secara seimbang akan dapat menjembatani antara paham
vitalisme dengan mekanisme yang justru peduli pada sang pencipta tidak seperti
halnya agnotisme, sehingga pengetahuan alamiah secara seimbang dilandasi dengan
pengetahuan keyakinan, Sehingga ilmuwan Indonesia selalu dalam kondisi Teisme.
E. KEUNGGULAN ILMU ALAMIAH
Sebagaimana telah dijelaskan dimuka
bahwa ilmu alamiah memiliki criteria tersendiri berupa sitematis, objektif,
metodik dan universal, dimana hal ini secara tidak langsung akan menumbuhkan
sikap ilmiah yang sangat bermanfaat bagi manusia, dibawah ini dijelaskan
beberapa keunggulan yang bermanfaat bagi manusia ;
a. Mencintai kebenaran yang obyektif
dan bersikap adil, sehingga akan membawa pada hidup yang tenang dan bahagia.
b. Jika ada penemuan baru yang lebih
benar, maka ilmu yang lama tidak berlaku lagi, sehingga disadari bahwa ilmu
pengetahuan itu tidak mutlak atau bersifat relatif. Sedang yang mutlak
datangnya dari Allah SWT.
c. Dengan ilmu pengetahuan orang
tidak lagi percaya pada takhayul atau mitos, karena semua yang ada di alam ini
terjadi melalui proses hukum alam atas izin Allah SWT.
d. Ilmu pengetahuan akan membimbing
kita untuk tidak berpikir melalui prasangka, tetapi berpikir secara objektif,
terbuka dan sistematis, suka menerima pendapat orang lain dalam setiap
keputusannya.
F. KETERBATASAN METODA ILMIAH
Metoda ilmiah merupakan cara efektif
dalam mendapatkan kesimpulan karena pengetahuan dianalisa berdasarkan prosedur
baku dengan ketelitian yang dapat diandalkan baik secara rasional maupun
empirik. Tetapi harus diakui kebenaran ilmu pengetahuan hasil dari metoda
ilmiah bersifat tentative, artinya hanya bersifat semntara saja sebelum
ada konsep baru yang lebih benar. Kebenaran dalam sains tidak pernah mutlak dan
tidak pernah lengkap serta tuntas. Sebagai manusia para ilmuwan sadar dan
berendah hati karena mereka yakin sangat sedikit apa yang telah mereka ketahui.
Pada suatu hari Dr. Walter Stewart, seorang ekonom berdiri dimuka pintu
auditorium di Princeton University mengamati sekelompok mahasiswa
fakultas sains dan matematika yang keluar dari sebuah seminar, mereka itu riuh,
aktif, cerdas, dan cekatan. Dalam suatu kesempatan ia menghentikan salah
seorang mahasiswa yang keluar dari auditorium secara tergesa-gesa dan bertanya,
Bagaimana seminarnya ? Mereka menjawab hebat, segala sesuatu yang
kami ketahui minggu lalu tentang sains tidak benar lagi saat ini .
Disamping itu Ilmu alamiah memiliki keterbatasan objek yaitu tidak dapat
menyentuh wilayah diluar alam (tentang yang ghaib), tidak bisa dijadikan
pembenaran dalam seni estetis ( indah tidak indah), etika (baik dan buruk) dan
lain-lain.
BAB III
ALAM SEMESTA
DAN TATA SURYA
Berdasarkan
hasil pengamatan para astronom dengan menggunakan teropong binokular atau
teleskop yang mutakhir bahwa di alam semesta ini terdapat bintang-bintang
beredar mengikuti suatu pusat berupa kabut gas pijar yang sangat besar,
dikelilingi oleh kelompok-kelompok bintang yang sangat dekat satu dengan lain
(Cluster) dan juga dikelilingi oleh gumpalan-gumpalan kabut gas pijar yang
lebih kecil dari pusatnya (nebula) dan tebaran ribuan bintang. Keseluruhan itu
termasuk matahari selanjutnya disebut Galaksi, menurut para ahli ternyata
galaksi itu jumlahnya banyak, dan galaksi dimana bumi kita berinduk diberi nama
galaksi Milky way atau Bhima Sakti, dan galaksi tetangga bhima sakti yang
berhasil dapat dilihat oleh para astronom adalah galaksi andromeda.
Galaksi
merupakan kumpulan bintang-bintang yang jumlahnya tidak kurang 100 Milyar
termasuk diantaranya matahari. Matahari merupakan pusat tata surya kita ini.
Kumpulan bintang-bintang di dalam galaksi bentuknya menyerupai lensa cembung
yang pipih atau cakram dengan garis tengah sepanjang 100 tahun cahaya dan
tebalnya 10 tahun cahaya. Posisi matahari sebagai pusat tata surya berada pada
jarak 30 tahun cahaya dari pusat galaksi.
Perhitungan jarak sebagaimana
dijelaskan di atas, dapat digambarkan sebagai berikut ; Dalam 1 detik cahaya
dapat menempuh jarak sejauh 300.000 km sedang jarak bumi ke matahari = 8 . 1/3
menit cahaya atau 500 detik cahaya. Berarti jarak bumi dengan matahari = 500 x
300.000 = 150 juta km.
A. ASAL USUL TERBENTUKNYA ALAM
SEMESTA
1. Teori
Ledakan dahsyat (Big Bang)
Seorang ahli
perbintangan bangsa Belgia bernama Geprges Lamaitre pada tahun 1930 telah
mengemukakan teori ledakan dahsyat. Menurut pendapatnya bahwa alam semesta atau
galaksi-galaksi berasal dari suatu massa yang meledak dengan dahsyat yang
bagian-bagiannya terlempar kesegala arah.
Teori ini nampaknya sesuai dengan yang
difirmankan oleh Allah SWT dalam surat Al-Anbiya ayat 30, yaitu ;
“ Dan apakah orang-orang kafir tidak
mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang
padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala
sesuatu yang hidup. Maka mengapa mereka tidak juga beriman ? “ (Q S Al-Anbiya :
30 ).
Ayat di atas
menjelaskan bahwa alam semesta Yang terdiri dari ribuan galaksi yang didalamnya
terdapat tata surya, nebula, cluster dan benda langit lainnya berasal dari
suatu massa yang bersatu padu yang kemudian atas kehendak Allah SWT di
pisahkan.
2. Teori Ekspansi dan Konstraksi
Para ilmuwan menduga bahwa sebelum
terbentuknya alam semesta telah terjadi suatu siklus antara masa ekspansi dan
masa konstraksi.
Energi dari reaksi inti hydrogen dapat membangkitkan
ekspansi alam sehingga terbentuklah galaksi-galaksi dan bintang-bintangnya dan
unsure-unsur lainnya. Pada masa konstraksi galaksi dan bintang-bintang itu
menciut dan meredup sambil memancarkan energi kalor yang sangat tinggi.
3. Teori Creatio Continua
Teori ini dikemukakan oleh Fred
Hoyle, Bendi dan Gold. Mereka bertpendapat bahwa saat diciptakan alam semesta
ini tidak ada. Alam semesta ini selamanya ada dan akan tetap ada, dengan kata
lain alam semesta tidak pernah bermula dan tidak pernah berakhir ( mengingatkan
kita pada Al-Razi yang menyatakan materi itu kekal). Pada setiap saat ada
partikel-partikel tersebut kemudian mengembun menjadi kabut-kabut spiral dengan
bintang-bintang dan jasad-jasad alam semesta. Karena partikel yang dilahirkan
lebih besar dari pada yang lenyap, maka jumlah materi makin bertambah dan
mengakibatkan pemuaian alam semesta. Pengembangan ini akan mencapai titik
batas kritik pada 10 milyar tahun lagi. Tetapi dalam waktu 10 milyar ini akan
dihasilkan kabut-kabut baru. Menurut teori ini 90 % materi alam semesta adalah
oksigen. Dari hydrogen ini akan membentuk helium dan zat lainnya.
B. TERBENTUKNYA GALAKSI
Sains modern berpendapat bahwa
cosmos telah terjadi dari pada kumpulan gas yakni hydrogen dan sedikit helium
yang berputar secara pelan pada zaman yang sangat kuno. Kumpulan gas tersebut
kemudian terbagi menjadi potongan –potongan banyak dari dimensi dan kelompok
yang sangat besar. Ahli astrofisika memperkirakan bahwa dimensi tersebut 1
milyar samapi dengan 100 milyar kali besarnya matahari dan besarnya matahari
adalah 300.000 kali besarnya bumi. Angka-angka itu memberikan gambaran kepada
kita tentang kelompok gas mula-mula yang kemudian melahirkan galaksi.
Menurut Fowler (1957) sekitar 12.500
juta tahun lalu galaksi bhima sakti masih berbentuk kabut gas hydrogen yang
sangat panas. Kemudian ia berotasi sehingga bentruknya menjadi bulat dan
bertambah berat. Akibatnya ia mengadakan konstraksi dan bagian masa luarnya
yang memiliki berat jenis yang besar banyak yang tertinggal dan kemudian
membentuk bintang-bintang yang secara lambat laun melakukan konstraksi sambil
memancarkan energi potensialnya berupa kalor sehingga lambat laun suhunya
menjadi turun. Setelah ribuan tahun bintang-bintang itu ada yang bentuknya
hampir tetap seperti matahari kita.
C. TATA SURYA
1. Teori Nebular (kabut)
Teori terjadinya tata surya
mula-mula dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) seorang ahli filsafat bangsa
Jerman dan Pierre Simon Lapace (1796) seoramg ahli fisika bangsa Perancis.
Keduanya berpendapat bahwa tata surya berasal dari kabut, sehingga disebut
teori Kabut Kant-Laplace, dalam alqur’an menjelaskan bahwa penciptaan langit
itu berasal dari asap (kabut), Qur’an surat Fussilat ayat 11.
Artinya
; Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan
asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi, Datanglah kamu keduanya
menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa. Keduanya menjawab Kami
dating dengan suka hati.
Kant dan Laplace sekalipun memilikim kesamaan dalam
menjelaskan asal tata surya tetapi mereka berbeda dalam menjelaskan proses
pembentukan tata surya, sebagaimana dijelaskan di bawah ini :
Immanuel
Kant :
Ia berpendapat bahwa tata surya itu
berasal dari gumpalan kabut gas panas yang berputar pada porosnya. Kemudian
kabuit itu menjadi padat dan atas dasar prinsip tarik menarik dan tolak menolak
dari bagian-bagian kabut yang memadat itu dipusatnya membentuk inti menjadi
matahari sedangkan bagian-bagian lainnya bersatu lalu memisahkan diri dari yang
lainnya dan menjadilah planet-planet. Dengan demikian planet-planet itu
terbentuk bersamaan dengan matahari.
Laplace :
Ia berpendapat
bahwa tata surya berasal dari nebula/kabut gas pijar bercampur dengan debu yang
berputar p[ada porosnya. Akibat percepatan rotasinya, kabut makin mengecil dan
bentuknya menjadi seperti cakram (pipih). Karena percepatannya makin besar,
keadaan kabut menjadi tidak stabil dan terlepas membentuk cincin gas, lalu
memadat. Pemadatan itu berlangsung terus menerus , kemudian membuat
ketidakstabilan baru sehingga membentuk cincin gas yang baru dan memadat lagi
dan seterusnya. Cincin itu membentuk planet, sedangkan yang masih panas menjadi
matahari.
2. Teoti Tidal atau Pasang Surut
Teori ini
dikemukakan oleh James H. Jeans dan Harold Jeffres pada tahun 1919. Menurut
teori ini ratusan juta tahun lalu sebuah bintang bergerak mendekati matahari
dan kemudian menghilang. Pada waktu itu sebagian matahari tertarik dan lepas.
Dari bagian matahari yang lepas inilah kemudian terbentuk planet-planet.
3. Teori Bintang Kembar
Menurut teori ini, kemungkinan
dahulu matahari merupakan sepasang bintang kembar. Oleh sesuatu sebab salah
satu bintang meledak, dan oleh gaya tarik gravitasi bintang yang satunya
(matahari sekarang), pecahan tersebut tetap berada di sekitar dan beredar
mengelilinginya.
4. Teori G.P. Kuiper
Pada tahun 1950 G.P Kuiper mengajukan teori berdasarkan
keadaan yang ditemui di luar tata surya dan menyuarakan penyempurnaan atas
teori-teori yang telah dikemukakan yang mengandaikan matahari serta semua
planet-planet berasal dari gas purba yang ada di ruang angkasa. Pada saat ini
terdapat banyak kabut gas dan diantara kabut terlihat dalam proses melahirkan bintang.
Kabut gas yang tampak tipis-tipis di ruang angkasa itu,
karena gaya tarik gravitasi antar molekul dalam kabut itu lambat laun
memampatkan diri menjadi massa yang semakin lama semakin padat. Pemadatan ini
dimungkinkan oleh sifat gas semacam itu selalu terjadi gerakan. Selanjutnya
gerakan itu semakin lama menjadi gerakan berputar yang memipihkan dan
memadatkan gas kabut itu. Satu atau dua gumpalan materi memadat di tengah.
Sedang gumpalan yang kecil akan melesat dilingkungan sekitarnya. Gumpalan yang
memadat ditengah menjadi matahari sebagai pusat, sedang gumpalan-guympalan yang
kecil menjadi bakal planet. Matahari yang dipusat begitu padat mulai menyala
dengan api nuklir, yang selanjutnya api itu mendorong gas yang masih membungkus
planet menjadi sirna. Sehingga planet sekarang terlihat telanjang tinggal
terasnya. Tapi bakal planet yang jauh darti matahari kurang terpengaruh
sehingga tampak menjadi planet yang besar dengan diliputi kabut.
Konsep Alam Ganda;
Para ahli astrofisika modern
berpendapat bahwa sangat boleh jadi ada planet-planet yang menyerupai bumi.
Mereka mengira ada kemungkinan terdapatnya planet seperti bumi di luar system
matahari karena alas an-alasan seperti berikut ;
Orang memperkirakan bahwa dalam
galaksi kita, seperdua dari 100 milyar bintang, masing-masing mempunuyai system
planet seperti system matahari.
P. Guerin, seorang ahli astrofisika,
menulis “system planeter sudah terang, tersebar banyak dalam cosmos, system
matahari dan bumi tidak satu-satunya yang ada, kemudian ia lanjutkan ;
Kehidupan, sebagaimana planet-planet yang memberinya tempat juga tersebar
diseluruh cosmos, dimana saja terdapat kondisi fisikokimia yang diperlukan
untuk terbentuknya kehidupan tersebut dan perkembangan selanjutnya.” Penjelasan
Guerin jika kita kaitkan dengan banyak nya ditemukan ayat al-qur’an yang
menyebutkan tentang kegandaan langit dengan symbol angka 7 lapis langit. Disisi
lain wujudnya bumu-bumi yang mirip dengan bumi kita dari beberapa asfek, adalah
suatu hal yang dapat kita fahami, tetapi para ahli sampai saat ini belum ada
yang dapat membuktikan keadaannya seperti apa. Para spesialis menganggap bahwa
adanya bumi semacam itu sangat mungkin.
D. SUSUNAN TATA SURYA
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa
matahari adalah salah satu dari 100 milyar bintang di dalam galaksi. Matahari
sebagai pusat tata surya berada pada jarak 30 tahun cahaya dari pusat bhima
sakti.
Pada Zaman
Yunani kuno, seoreang filosuf bernama Clausius Ptolemeus mengemukakan
pendapatnya bahwa bumi adalah pusat tata surya. Menurut pandangannya matahari,
bulan dan planet-planet beredar mengelilingi bumi yang tetap diam sebagai
pusatnya, dikenal dengan teori Geosentris. Pandangan ini dianut selama
14 abad dimana saat itu berdasarkan hasil pengamatan kasar oleh filosuf yunani
sudah mampu mengenal 5 buah planet, yaitu; Merkurius, venus, mars, yupiter dan
saturnus. Merkurius dan venus disebut planet dalam, karena berada diantara bumi
dan matahari sedang mars, yupiter dan saturnus disebut planet luar karena
berada diluar garis edar matahari.
Pada abad ke 16
seorang ilmuan Polandia bernama Nicolas Copernicus berhasil mengubah pandangan
yang telah berabad-abad lamanya, menurut Kopernicus bumi adalah planet,
sepertihalnya planet-planet lain beredar mengelilingi matahari sebagai
pusatnya, disebut dengan teori Heliosentris. Pandangan ini didasarkan
oleh adanya hasil pengamatan yang teliti serta dengan perhitungan yang
sistematis yang didukung oleh teropong bintang yang telah berhasil ditemukan.
Dengan teropong tersebut penuan planet menjadi bertambah banyak, seperti planet
Uranus, neptunus dan Pluto (1930) dan hingga saat ini telah ditemukan 10 buah
planet termasuk bumi, asteroida dan planetoida.
Menurut
pandamngan heliosentris, Merkurius dan venus yang berada diantara matahari dan
bumi disebut planet dalam, sementara mars, astroida,yupiter, saturnus, uranus,
neptunus dan Pluto berada di luar garis edar bumi dan disebut planet luar. Planet-plaanet
yang beredar mengelilingi matahari melalui lintasan (orbit) yang bentuknya
elips. Peredaran planet mengelilingi matahari disebut gerak revolusi,
disamping itu planet-planet beredar mengelilingi sumbunya yang disebut gerak
rotasi, adanya gerak rotasi pada bumi menyebabkan adanya waktu siang dan
malam di bumi. Kala
revolusi bumi adalah 1 tahun atau 365,25 hari sedangkan kala rotasi adalah 1
hari atau 24 jam.
E. BAGIAN – BAGIAN TATA SURYA
1. Matahari
Matahari merupakan anggota tata
surya yang paling besar, disamping sebagai pusat peredaran juga matahari
merupakan sumber energi dilingkungan tata surya, matahari terdiri dari bagian
inti yang dilapisi oleh tiga lapisan kulit yaitu kulit fotosfer, chromosfer dan
corona, panas matahari sebagai sumber kalor memiliki suhu jutaan derajat
celcius yang dipancarkan berupa cahaya dengan tekanan udara ratusan juta atmosfer.
Menurut J.R. Meyer Panas bumi
berasal dari batu meteor yang jatuh dengan kecepatan tinggi pada permukaan
matahari. Sedang menurut teori konstaksi Helmholz panas itu karena menyusutnya
bola gas matahari, Dr. Bothe menyatakan panas itu berasal dari reaksi nuklir
yang disebut reaksi hydrogen helium sintetis.
2. Planet Merkurius
Merkurius merupakan planet terdekat dengan matahari, hampir
93 % panas matahari terserap oleh bagian merkurius yang menghadap matahari
sehingga suhunya sangat panas, sedangkan bagian yang tidak menghadap matahari
dingin sekali ( sehingga tidak ada air dan udara ), planet ini tidak memiliki
satelit (bulan) dan diperkirakan tidak ada kehidupan.
3. Planet Venus
Planet ini terselubung dengan awan putih yang sangat tebal
sehingga dapat memantul cahaya matahari ke bumi, oleh karenanya dapat dilihat
dari bumi dengan cahaya yang terang (sering disebut bintang timur karena selalu
terbit mendahului matahari di sebelah timur dan disebut pula bintang kejora
yang suka bersinar pada sore hari), Venas menyerap cahaya matahari sekitar 20 %
tidak memiliki satelit, kalrevolusinya 225 hari dan kala rotasi 247 hari.
4. Planet Bumi
Planet bumi terletak pada urutan ke
tiga dari matahari, ukurannya hampir sama dengan venus, jarak bumi terhadap
matahari sekitar 150 juta km, kala rotasi bumi 24 jam dan kala revolusinya
365,25 hari, bumi dilapisi atmosfer dengan suhu dan penerimaan cahaya matahari
yang ideal sehingga dapat tersedia air dan gas ( subtansi kehidupan).
a. Gerak Rotasi Bumi
Gerak berputar pada porosnya disebut
dengan gerak rotasi, arah rotasi bumi sama dengan arah revolusinya, yakni dari
barat ke timur. Inilah sebabnya mengapa matahari terbit dari timur dan terbenam
di barat, satu kali rotasi menempuh 360 derajat selama 24 jam ( 1 hari ). Sebagai
akibat rotasi bumi munculah gejala berikut :
1) Gerak semu harian dari matahari,
yang seakan-akan matahari, bulan, bintang-bintang dan benda-benda langit
lainnya terbit di timur dan terbenam di barat.
2) Pergantian siang dan malam,
dimana separuh dari bola bumi menerima sinar matahari (siang), dan separuh
lainnya mengalami kegelapan (malam).
b. Gerak Revolusi Bumi
Sebagaimana pembuktian Kopernicus
oleh ilmuan Galilleo Gallilei, Tycho Brahe dan Keppler tentang heliosentris
dimana bumi berevolusi mengelilingi matahari dalam satu revolusi = 1tahun =
365,25 hari. Selama berevolusi posisi bumi miring terhadap bidang ekliptika,
sehingga revolusi bumi berakibat ;
1) Pergantian
empat musim di daerah sebelah utara garis balik utara (23,5 LU)
2) Perubahan lamanya siang dan malam
3) Terlihatnya
rasi bintang dari bulan ke bulan
5. Planet Mars
Mars adalah planet luar yang paling
dekat dengan bumi sehingga planet sering terlihat pada setiap jam 19.00 di atas
kepala kita, berwarna putih karena sering diliputi salju tipis, ada beberapa
laporan hasil pemotretan satelit bahwa planet ini mengandung oksigen sekalipun
dalam jumlah kecil, bahkan terlihat gambar yang bergaris-garis seperti saluran
kanal, diduga ada tumbuhan lumut yang sangat sederhana tetapi penelitian sampai
saat ini masih menganggap di mars tidak ada mahluk hidup, walau demikian
ilmuwan masih gencar melalukan penelitian. Mars memiliki kala revolusi 1,9
tahun dan rotasinya 24 jam 37 menit, jarak terhadap matahari 226,48 juta km
dengan garis tengah 6272 km.
6. Planet Yupiter
Yupiter merupakan planet terebesar,
berdasarkan analisis spektroskopis planet ini mengandung banyak gas metana dan
amoniak, serta mengandung gas hydrogen dan memiliki 14 satelit. Diameterrnya
138.560 km dengan rotasi 10 jam tampak sebagai bintang yang terang tengah
malam, karena masanya sangat besar = 300 kalimasa bumi sehingga gravitasinyapun
2,6 kali gravitasi bumi.
7. Planet Saturnus
Planet ini memiliki masa jenis yang
sangat lebih kecil dari air sehingga akan terapung di atas air. Planet ini
berupa gas yang terdiri dari metana dan amoniak, saturnus merupakan
planetterbesar kedua sehingga memiliki 10 satelit dan satelit terbesarnya
bernama Titan dan planet lain bernama phoebe yang arah geraknya
berlawanan dengan 9 planet lainnya dan phoebe dianggap bukan anak kandung
saturnus.
8. Planet Uranus
Berbeda dengan planet lain rotasinya
dari timur ke barat, jarak ke matahari 2860 juta km dengan revolusi 84 tahun
sementara rotasinya 10 jam 47 detik. Planet ini diketemukan oleh Herschel
bersama keluarga secara tidak sengaja saat melihat saturnus. Besar Uranus
kurang dari setengah saturnus, bergaris tengah 50.560 km dan memiliki 14 buah
satelit.
9. Planet Neptunus
Neptunus memiliki dua satelit , satu dioantaranya bernama
Triton yang beredar berlawanan arah dengan gerak rotasi neptunus, jarak ke
matahari 4470 juta km dengan kala revolusi 165 tahun dan planet ini ditemukan
tahun 1846 saat astronom menyelidiki Uranus yang orbitnya menyimpang dan diduga
karena ada pengaruh dari gravitasi planet lain.
Langganan:
Postingan (Atom)