Senin, 02 Desember 2013

AMDAL dan AMRAL

PERTEMUAN 1
AMDAL DAN DAMPAK PEMBANGUNAN
1.        LATAR BELAKANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN 
Isu  strategis  terhadap  upaya  pengendalian  lingkungan  antara  lain mencakup 3 unsur penting, yakni bagaimana menggali dan 
a.  menemukan sumber polusi yang paling dominan,
b.  menemukan peredaran limbah yang membahayakan,
c.  melakukan solusi pemecahan. 
Menggali  dan  menemukan  sumber  pencemar  dilakukan  lewat  kajian dari  aspek  lingkungan,  baik  lingkungan  alam  maupun  lingkungan  sosial. Disadari  bahwa  manusia  dan  lingkungan  saling  berinteraksi    dan  saling mempengaruhi.   Faktor   mana   yang   lebih   dominan   pengaruhnya   amat bergantung dari peran manusianya pada lingkungan tersebut.
Pencemaran lingkungan adalah merupakan suatu proses masuknya bahan atau energi ke dalam lingkungan yang dapat menyebabkan timbulnya perubahan  yang  tidak  dikehendaki  baik  dari  segi  fisik,  kimiawi  maupun biologis sehingga berdampak negatif bagi kesehatan, keberadaan makhluk hidup khususnya manusia dan organisme lainnya.  Bahan yang mencemari lingkungan disebut polutan.  Polutan dapat berupa materi/partikel dan atau energi. 
Polutan  ini    masuk  ke  dalam  lingkungan  alam  sekitar  dapat  terjadi dari  berbagai  sebab,  misalnya  perilaku  tidak  sehat  pada  sekelompok manusia,  pertambahan  penduduk  yang  tak  diimbangi  dengan  fasilitas  dan sarana  lingkungan  yang  memadai,    penggunaan  sumber  daya  alam  yang tidak  memperhatikan  kelestariannya,    jumlah  polutan  yang  tak  seimbang dengan   daya   dukung   lingkungan   dan   penerapan   teknologi   yang   tak diimbangi dengan penerapan ilmu pengetahuan tentang ekologi.
Pengertian  analisis  mengenai  dampak  lingkungan  berkaitan  erat dengan  pemahaman  manusia  terhadap  perubahan  yang  diakibatkan  oleh suatu  kegiatan.    Dalam  hal  kegiatan  ini  tentu  melibatkan  aspek  aktivitas,  baik  berkaitan  dengan ekonomi,  politik,  sosial dan  budaya.  Setiap  aktivitas seharusnya  didasarkan  pada  perencanaan  yang  benar,  dan  diteruskan dengan  implementasi  sesuai  peraturan  yang  berlaku  dan  diikuti  dengan monitoring  dan  evaluasi.  Aspek  perencanaan  terkait  dengan  pemikiran manusia  dalam  membuat  kerangka  berpikir,  cetak  biru  atau  blue  print  tentang  apa  yang  layak  dan  apa  yang  tidak  layak  untuk  dikembangkan. 
Dalam hal ini manusia dapat merancang kegiatan yang akan dilakukan dan pengaruhnya  terhadap  lingkungan  hidup.    Kegiatan  analisis  mengenai dampak  lingkungan  dilakukan  sebelum  pelaksanaan  proyek  pembangunan atau kegiatan usaha dilakukan.   Diagram  blok  berikut  ini  menggambarkan    adanya  saling  interaksi antara   kegiatan   manusia,   akibatnya   terhadap   lingkungan   hidup   dan dampaknya.
Gambar   5.1.   di   atas   memberikan   penjelasan   bahwa   kegiatan manusia  di  alam  semesta  ini  selalu  terkait  dengan  lingkungan,  sehingga kegiatan manusia baik yang bersifat informatif atau melakukan aktivitas pikir dan  fisik  selalu  berakibat  terhadap  lingkungan.  Kegiatan  yang  sifatnya informatif  adalah  upaya  merencanakan,  memikirkan  pemanfaatan  sumber daya alam (SDA)  secara efektif dan efisien. Artinya  dalam hal pemanfaatan SDA perlu dipikirkan lewat perencanaan agar SDA  dapat lestari, baik dari segi eksplorasi, eksploitasi dan saat dimanfaatan serta pasca dimanfaatkan.
Dampak penting suatu kegiatan manusia terhadap lingkungan hidup ditentukan oleh berbagai faktor, di antaranya 
a.       jumlah populasi manusia yang terkena dampak langsung,
b.      luasan wilayah yang terkena dampak,
c.       lamanya dampak tersebut berlangsung,
d.      intensitas atau periode berulangnya dampak yang terjadi,
e.       banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak,
f.       sifat dampak terhadap kehidupan yang lebih luas
Dalam rangka melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan hidup sebagai upaya sadar dan berencana mengelola sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan yang berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup, perlu dijaga keserasian antar berbagai usaha dan/atau kegiatan; bahwa setiap usaha dan/atau kegiatan pada dasarnya menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup yang perlu dianalisis sejak awal perencanaannya, sehingga langkah pengendalian dampak negatif dan pengembangan dampak positif dapat dipersiapkan sedini mungkin. Analisis mengenai dampak lingkungan hidup diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang pelaksanaan rencana usaha dan/atau kegiatan yang mempunyai dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup.
Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) lahir seiring dengan dibuatnya Undang-Undang tentang Lingkungan Hidup di Amerika Serikat pada tahun 1959 (NEPA = National Environment Policy Act) yang mulai berlaku tanggal 1 Januari 1970. Salah satu pasal dalam NEPA menyatakan bahwa semua usulan legislasi dan aktivitas pemerintah federal yang diperkirakan akan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan diharuskan disertai laporan Environmental Impact Assessment (Analsis Dampak Lingkungan)   
NEPA 1959 merupakan suatu bentuk reaksi terhadap kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas manusia yang makin meningkat sehingga tercemarnya lingkungan oleh pestisida, limbah industry, rusaknya habitat tumbuhan dan hewan, serta menurunnya estetika alam.
2.        Pengertian   dan   Ruang   Lingkup   Analisis   Mengenai   Dampak Lingkungan
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 27 Tahun 1999,
AMDAL  atau  Analisis  Mengenai  Dampak  Lingkungan  adalah  kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan   pada   lingkungan   hidup   yang   diperlukan   bagi   proses pengambilan  keputusan  tentang  penyelenggaraan  suatu  usaha  dan/atau kegiatan.  Tujuan dan sasaran AMDAL adalah untuk menjamin suatu usaha dan  kegiatan    pembangunan  atau  proyek  agar  dapat  berjalan  secara sinambung    tanpa  merusak  lingkungan  hidup.    Kegiatan  AMDAL  ini  dibuat saat   mulai   perencanaan   proyek,   yakni   sebelum   pembangunan   fisik (bangunan    gedung, bendungan, saluran    irigasi    dan    sebagainya) dilaksanakan. Kegiatan    yang  akan  dilaksanakan  ini  diperkirakan  dapat memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup  di sekitarnya.
Pengaruh  terhadap  lingkungan  hidup  yang  dimaksudkan  adalah  pengaruh  dari  aspek  fisik,  kimia,  ekologi,  sosial  ekonomi,  sosial budaya  dan  kesehatan  masyarakat.    Kegiatan  AMDAL  mengacu  pada Peraturan  Pemerintah Nomor    27    Tahun    1999 tentang   Analisis   Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Kegiatan  AMDAL merupakan prasyarat yang harus dipenuhi dalam mengembangkan  usaha  yang  berdampak  luas  pada  masyarakat.    Dengan demikian  AMDAL  bagi  pemerintah  daerah  dimanfaatkan  untuk    bahan perencanaan   pembangunan   wilayah.      Lewat   kegiatan   AMDAL   maka pemerintah   daerah   memiliki   bahan   yang   cukup   dalam   membantu masyarakat    dalam  rangka  memutuskan  rencana  usaha  dan  menjamin keberlanjutan usaha yang akan dikembangkan.



Kegiatan AMDAL melibatkan 4 dokumen, yakni :
a.        Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup. (KA-ANDAL), Kerangka acuan adalah ruanglingkup kajian analisis mengenai dampak lingkungan hidup yang merupakan hasil pelingkupan;
b.        Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL), ANDAL adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan;
c.        Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL), Rencana pengelolaan lingkungan hidup (RKL) adalah upaya penanganan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana usahadan/atau kegiatan
d.       Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup ( RPL), Rencana pemantauan lingkungan hidup (RPL) adalah upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak besar dan penting akibat dari rencana usaha dan/ataukegiatan
Ke  empat  dokumen  inilah  yang  nantinya  akan  dinilai  layak  atau tidaknya suatu proyek dilaksanakan. Tujuan akhir dari kegiatan AMDAL  ini adalah memberikan alternatif solusi dalam mengurangi dampak negatif dari lingkungan.  Dengan  demikian  lewat  kegiatan  AMDAL  pemerintah  daerah dan  pusat  memiliki  cukup  sumber  informasi  dalam  mengambil  keputusan boleh tidaknya dikemangkan usaha atau proyek di tempat itu.
Dokumen  analisis  mengenai  dampak  lingkungan  di  atas    dibuat sebelum   kegiatan   proyek   dimulai,   sehingga   tekanannya pada aspek perencanaan. Butir-butir   perencanaan   memuat   aspek   yang   sifatnya preventif,  yakni  analisis  mengenai  dampak  lingkungan  dari  segi  konsep.  Sebagai gambaran misalnya apabila dalam suatu lokasi akan didirikan suatu industri yang menggunakan mesin-mesin  besar sehingga dimungkinkan menghasilkan polusi  kebisingan  bunyi.   Dari   segi   perencanaan   perlu dilakukan  analisis,  meliputi  pemakaian  teknologi  yang  dapat  mengurangi gejala polusi kebisingan yang mengganggu dan membahayakan masyarakat di sekitar lokasi tersebut.



PERTEMUAN 2
3. Sifat Dampak Lingkungan 
Analisis  mengenai  dampak  lingkungan  merupakan  upaya  rasional dan  empiris  dalam  rangka  mengatur  tatanan  kehidupan  yang  bebas  dari polusi  serta  berdampak  meningkatkan  kesejahteraan  masyarakat.  Dampak lingkungan  berkaitan  dengan  upaya  pembangunan  yang  memiliki  dampak positif,  artinya  ke  arah  yang  lebih  baik  dari  segi  lingkungan  alamiah  dan lingkungan    sosial    budaya.        Apalah    artinya    pembangunan    proyek dilaksanakan  manakala  berdampak  negatif  bagi  makhluk  di  sekitar  lokasi pembangunan.    Namun    demikian    persoalan    pokok    AMDAL    adalah bagaimana manusia  mampu meramalkan dan memprediksi bahwa rencana pembangunan  proyek  tersebut  berdampak  positif  atau  negatif    Hal  inilah yang menjadi kunci dalam kegiatan analisis mengenai dampak lingkungan.
Berdasarkan sifatnya dampak lingkungan dapat diklasifikasi menjadi dua isu pokok yakni
a.       dampak   lingkungan   yang   dapat   dikuantitatifkan   atau   diukur dinyatakan  dalam  angka,  yakni  dampak  yang  terkait  dengan kerusakan lingkungan akibat pengaruh     fisik, misalnya pencemaran   udara   diukur   dengan   standar   ppm,   keasaman limbah  diukur  dengan  pH,  kebisingan  diukur  dengan  satuan  dB dan sebagainya.
b.      dampak  lingkungan  yang  bersifat  kualitatif,  yakni  dampak  yang sulit  dinyatakan  dengan  angka.  Dampak  ini  berkaitan  dengan aspek   sosial   budaya,   misalnya   sikap   masyarakat   terhadap pembangunan    yang    akan    direncanakan, keresahan atau ketidaknyamanan masyarakat di sekitar lokasi pembangunan.
Kedua  hal  di  atas  inilah  yang  menjadi  permasalahan  pokok  dalam kegiatan AMDAL.
5.3.1. Aspek Biotik-Fisik-Kimia dan Ekologi
Melalui   studi   tentang   AMDAL   diharapkan   usaha   dan kegiatan pembangunan  dapat  memanfaatkan  dan  mengelola  sumber  daya  alam secara efisien, meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif  terhadap  lingkungan  hidup.   
Cara  eksplorasi  bahan  galian  tanpa memperhitungkan resiko negatif bagi masyarakat sekitar dianggap  belum  bijaksana,  kurang  memperhatikan dampak negatif yang muncul akibat penggalian bahan galian.   Salah satu indikatornya antara lain pengambilan lokasi yang dekat dengan pemukiman, sehingga beresiko dapat mengganggu bahkan merusak lingkungan tersebut.  Gambar 5.2.  tersebut     memperlihatkan bahwa masyarakat memprotes keberadaan   lokasi   penambangan   dengan   caranya   sendiri.
Akibat  lebih  jauh  bila  usaha  tersebut  dibiarkan  akan beresiko  merugikan  terhadap  kesehatan,  ekosistem,  gangguan  cuaca/iklim dan sebagainya. Kegiatan  usaha  bahan  galian  seperti  gambar  di  depan    tersebut dikatakan  berdampak  positif  manakala  kondisi  lingkungan  setelah  usaha eksplorasi  dilaksanakan    menjadi  lebih  baik. 
Gangguan  keseimbangan akibat  reaksi  kimia  dapat  dihindari.    Kondisi  fisik  lokasi  eksplorasi  dapat dijaga kelestariannya.  Upaya penghijauan juga dilaksanakan dengan baik. 



5.3.2 Aspek Sosial-Budaya
Analisis dampak lingkungan yang melibatkan sosial budaya berkaitan dengan  upaya  untuk  memprediksi  atau  meramal  dampak  sosial-budaya terhadap  dokumen  AMDAL.  Dampak  sosial  ekonomi  di  sekitar  lokasi  perlu diprediksi  lewat  dokumen  AMDAL.    Tujuannya  antara  lain  bila    lokasi tersebut akan dilaksanakan pembangunan tidak berdampak   negatif. 
Analisis  ini  bersifat  kualitatif,  artinya  sulit  dinyatakan  dalam  standard  baku. Analisis  dampak  lingkungan  dari  aspek  sosial  budaya    melibatkan  aspek sikap dan nilai.  Sikap   dan   nilai   individu   secara   perseorangan,   individu   dalam kelompok kecil, individu dalam kelompok besar dapat berbeda dari waktu ke waktu,atau dari tempat yang satu ke tempat yang lain juga dapat berbeda. 
Dalam  upaya  analisis  mengenai  dampak  lingkungan  ini diperlukan kesamaan pandangan dan titik temu antara keadaan real dengan standard  yang  sudah  dikenal  serta  disepakati. Maksudnya adalah  bahwa dalam   implementasinya   nanti   diperlukan   kesamaan   pandangan   dalam melakukan  analisis  dan  kajian  antara  pihak  investor,  petugas  dari  instansi pemerintah dengan masyarakat di sekitar lokasi. 
Hal-hal  yang  perlu  mendapatkan  perhatian  antara  lain  kebisaan hidup,  cara bergaul, cara beradaptasi, model komunikasi, konflik kepentingan, mobilitas masyarakat dan sebagainya. Hal ini disebabkan dari segi sosial budaya,  masyarakat ikut  menikmati  hasil  pembangunan  dan sekaligus   menerima  dampak   lingkungan   yang   negatif   akibat  proses pembangunan tersebut. Harapan masyarakat lewat  pembangunan yang dilaksanakan dapat diprediksi  diperolehnya  lingkungan  yang  seimbang, kondisi sosial ekonomi masyarakat  yang lebih meningkat bila dibandingkan kondisi  sebelumnya. Apabila  antara  harapan  dan  kenyataan  terdapat kesesuaian  maka  analisis  mengenai  dampak  lingkungan  telah  sesuai  dan benar.



PERTEMUAN 3.
4. Prosedur/Langkah dalam  AMDAL
Prosedur    AMDAL    mencakup 4 kegiatan yang    melibatkan pemrakarsa, masyarakat sekitar, dinas KLH, Pemerintah Daerah dan pihak yang  memiliki  komitmen  terhadap  lingkungan  hidup.    Ke  empat  kegiatan tersebut adalah
a.       proses penapisan (screening) wajib AMDAL.
b.      proses pengumuman dan konsultasi kepada masyarakat sekitar lokasi atau daerah yang terkena dampak.
c.       penyusunan   dan   penilaian   Kerangka   Acuan      Analisis   Dampak Lingkungan ( KA-ANDAL)
d.      penyusunan dan penilaian ANDAL, Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL).  
Proses   penapisan/seleksi      kegiatan   wajib   AMDAL,   merupakan kegiatan  paling  awal.    Investor  atau  pemrakarsa  proyek  mengajukan  ijin untuk melakukan usaha di lokasi tertentu, seterusnya akan dinilai kelayakan dari  segi  AMDAL.  Kegiatan  ini  akan  menentukan  apakah  suatu  rencana kegiatan   proyek      wajib   menyusun   AMDAL   atau   tidak. Bila   proyek memerlukan  AMDAL  maka  harus  menyusun  4  dokumen,  yakni  dokumen KA-ANDAL, ANDAL, RKL dan  RPL.
  Proses   pengumuman   dan   konsulltasi   masyarakat   merupakan langkah  yang  berkaitan  dengan  upaya  investor  atau  pemrakarsa  proyek mengumumkan    rencana    kegiatan    proyek    yang    akan    dilaksanakan.  Pengumuman   ini   bertujuan   agar   kegiatan   proyek   mendapat   respon masyarakat  atau  mendapatkan  masukan  dan  investor  melayani  konsultasi kepada  masyarakat.    Sebaliknya  investor  atau  pemrakarsa  proyek  dapat memperoleh  masukan  dalam  perbaikan  rencana.  Masukan  dan  konsultasi tersebut merupakan bagian penting dalam menyusun KA-ANDAL.
  Sesudah dirasa cukup oleh investor tentang masukan dan konsultasi masyarakat tersebut, barulah KA-ANDAL disusun.  Proses penyusunan KA-ANDAL   adalah   proses   untuk   menentukan   cakupan   ruang   lingkup permasalahan  lingkungan  hidup  yang  akan  dikaji  dalam  studi  ANDAL.  Dalam  hal  ini  dampak  polusi  apa  yang  mungkin  timbul  jika  industri  yang dikembangkan oleh investor tersebut dibangun pada lokasi tersebut. Apabila proyek tersebut berdampak negatif, misalnya ada polusi udara, atau muncul kebisingan bunyi dan sebagainya; maka ditetapkanlah upaya tertentu untuk mengatasinya.  Melalui  teknologi  yang  ditkembangkan  pada  lokasi  tersebut diprediksi polusi dapat dikurangi atau dihilangkan.  
Selanjutnya Ka-ANDAL yang  telah  dususun  investaor  atau  pemrakarsa  proyek  dalam  bentuk dokumen,  dan  seterusnya  investor  mengajukan  dokumen  tersebut  kepada instansi  pemerintah  pengelola  lingkungan  hidup  (PEMDA)    untuk  diajukan  kepada Komisi Penilai AMDAL.
  Berdasarkan  peraturan  yang  berlaku  di  Indonesia,  waktu  untuk menilai KA-ANDAL tersebut kurang lebih 75 hari.  Hasil penilaian dokumen tersebut setelah dinilai, direvisi sesuai masukan dari komisi penilai AMDAL. Dari   KA-ANDAL   yang   telah   diperbaiki   tersebut   seterusnya   dihasilkan dokumen ANDAL, RKL dan RPL.
Penyusunan  ANDAL, RKL dan RPL  ini  dilakukan dengan  bertitik tolak dari hasil akhir KA-ANDAL yang telah disepakati antar investor dengan tim penilai.   Dokumen yang dihasilkan yakni dokumen KA-ANDAL,  ANDAL, RKL  dan  RPL  ini  selanjutnya  diserahkan  kembali  kepada  komisi  penilai AMDAL  untuk  dilakukan  penilaian  lanjutan.    Lama  waktu  penilaian  kurang lebih 75 hari.
  Komisi  penilai  AMDAL  bertugas  untuk  menilai  dokumen  AMDAL yang mencakup KA-ANDAL,ANDAL, RKL dan RPL.  Penilaian pada tingkat nasional berpusat pada Kementerian Lingkungan hidup, di tinngkat propinsi  berada   pada   instansi   pengelola   lingkungan   hidup   tingkat   propinsi, kabopaten/kota.    Unsur  masyarakat    harus  terwakili  dalam  tim  penilai tersebut. Keanggotaan   tim   penilai   diatur   dalam   keputusan   Menteri Lingkungan   Hidup   di   tingkat   pusat, atau keputusan Gubernur atau keputusan bupati/walikota.



5. Produk Penilaian
Upaya  pengelolaan lingkungan hidup (UKL) dan upaya pemantauan lingkungan  hidup  (UPL)  menurut  keputusan  Menteri  Lingkungan  hidup Nomor  86  tahun  2002  tentang  Pedoman  Pelaksanaan  Upaya  Pengelolaan dan  Pemantauan  lingkungan  hidup  adalah  upaya  yang  dilakukan  dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang dilakukan oleh investor atau pemilik badan usaha serta  semua pihak  yang berkepentingan dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup.  UKL dan UPL merupakan perangkat pengelolaan  lingkungan  hidup  untuk  pengambilan  keputusan  dan  dasar untuk menerbitkan atau memberi ijin untuk melakukan usaha/kegiatan atau membangun  suatu  proyek.  Proses  dan  prosedur  UKL  dan  UPL  adalah menggunakan  formulir  yang  memuat  identitas  investor/perakarsa,  rencana usaha/kegiatan,  dampak  lingkungan  yang  mungkin  akan  terjadi,  program pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup, tanda tangan dan cap yang sah.   Formulir tersebut setelah diisi oleh investor diajukan kepada instansi pemerintah yang bertanggung jawab  terhadap lingkungan hidup.
Dalam  upaya  melestarikan  lingkungan  dan  mengelola  sumber  daya alam  secara  baik    proses  AMDAL  mencakup  langkah-langkah  sebagai berikut : 
a.       mengidentifikasi dampak dari rencana usaha dan/atau kegiatan
b.      menguraikan  rona  lingkungan  awal    dan  berusaha  melakukan perhitungan akibat yang muncul.
c.       memprediksi dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup
d.      mengevaluasi dampak besar dan penting dan merumuskan  arahan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
Dalam  hal  ini  kegiatan  AMDAL  bagi  pemerintah  daerah  digunakan untuk keperluan  bahan untuk 
a.        memberikan masukan bagi perencanaan pembangunan wilayah
b.        membantu   proses   pengambilan   keputusan   tentang   kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan
c.        memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana usaha dan/atau kegiatan
d.       memberi  masukan  untuk  penyusunan  rencana  pengelolaan  dan pemantauan lingkungan hidup
e.        memberi  informasi  bagi  masyarakat  atas  dampak  yang  ditimbulkan dari suatu rencana usaha.
6.  Komponen Penilai AMDAL
Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah komisi Penilai AMDAL,  komisi  yang  bertugas  menilai  dokumen  AMDAL,  dan  pemerintah dan masyarakat yang berkepentingan, masyarakat yang menerima dampak langsung  atas  segala  bentuk  keputusan  dalam  proses  AMDAL.  Setiap kegiatan usaha eksplorasi sumber daya alam atau usaha lain yang memiliki kegiatan   berkaitan   dengan   pencemaran   lingkungan   wajib   melakukan AMDAL.   Kegiatan   AMDAL   wajib   diumumkan   terlebih   dahulu   kepada masyarakat  sebelum  pemrakarsa  menyusun  AMDAL.  Dalam  jangka  waktu 30 hari sejak diumumkan, masyarakat berhak memberikan saran, pendapat dan   tanggapannya.   Dalam   proses   penyusunan   AMDAL,   keterlibatan masyarakat  tetap  diperlukan,  sehingga  berbagai  saran,  pendapat  dan tanggapan   masyarakat   dapat   dipertimbangkan   dan   dikaji   dalam   studi AMDAL.  Demikian  pula  halnya  dalam  proses  penilaian  AMDAL  di  Komisi penilai  AMDAL  berbagai  saran,  pendapat  dan  tanggapan  masyarakat menjadi dasar pertimbangan penetapan kelayakan lingkungan hidup.
PERTEMUAN 4
7. Kebjaksanaan Pemerintah yang Berkaitan dengan Lingkungan
            Pembangunan yang dilaksanakan di Indonesia menerapkan pembangunan berwawasan lingkungan, sehingga pelaksanaanya harus didasarkan pada undang-undang yang mengatur tentang lingkungan. Di Indonesia terdapat undang-undang yang mengatur tentang pokok-pokok pengelolaan lingkungan, yaitu Undang-undang No.4 Tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. Selain undang-undang tersebut, terdapat peraturan-peraturan di bawahnya yang mengatur tentang lingkungan.
            Dalam Undang-undang No.4 Tahun 1982 Pasal 16, pelaksanaany di atur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 29 Tahun 1986 yang mulai berlaku tanggal 5 Juni 1987 dan kemudian dicabut dan diganti dengan PP No. 51 Tahun 1993. PP ini mengatur beberapa hal seperti adanya pengaturan tentang tidak digunakannya AMDAL untuk proyek yang sudah jadi. Menurut PP No. 39 Tahun 1993 Pasal 39, untuk proyek yang telah jadi dipergunakan Penyajian Evaluasi Lingkungan (PEL) dan Studi Evaluasi (SEL), tetapi adanya peraturan tentang Audit Lingkungan yang diperuntukkan bagi proyek yang sedang berjalan.
            Selain UU dan PP masih ada lagi keputusan menteri lingkungan hidup. Keputusan menteri Lingkungan Hidup mengatur beberapa hal yang terkait dengan lingkungan hidup. Selain dari pemerintah pusat, masih ada lagi peraturan yang dibuat oleh pemerintah daerah tentang lingkungan. Biasanya dalam peraturan pemerintah daerah mengatur tentang baku mutu limbah cair, padat dan gas bagi industry yang ada di daerah tersebut. Berikut adalah beberapa  kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan Lingkungan Hidup :
1.      UU No. 23/1997 tentang Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup yang merupakan pembaharuan dari UU sebelumnya
2.      Kepmen Lingkungan Hidup No. 30/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Audit Lingkungan Hidup
3.      Kepmen Lingkungan Hidup No. 45/2005 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
4.      Permen Lingkungan Hidup No. 8/2006 tentang Panduan Penyusunan Amdal
5.      Permen Lingkungan Hidup No. 12/2007 tentang Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan atau Kegiatan
6.      Permen Lingkungan Hidup No. 308/2005 tentang Pelaksanaan AMDAL Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
7.      Kepmen Lingkungan Hidup No. 478/2006 tentnang Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Rencana Pemantauan Lingkungan
Dengan adanya peraturan-peraturan tersebut diharapkan pelaksanaan pembangunan di Indonesia dapat berkelanjutan dan pembangungan dilaksanakan dengan berwawasan lingkungan.



PERTEMUAN 5.
5.4. Analisis Mengenai Resiko Lingkungan (AMRAL)
            Kegiatan  Analisis  Mengenai  Resiko  Lingkungan  (AMRAL)  disebut juga kegiatan audit lingkungan. Kegiatan ini  dilaksanakan manakala proyek atau  usaha  telah  berjalan,  namun  belum  melaksanakan  kegiatan  AMDAL.  Proyek yang berlangsung sebenarnya menyalahi aturan jika limbah dibuang atau  kegiatan  menghasilkan  polusi  yang  mengganggu  lingkungan,  sebab belum  melaksakan  AMDAL  tetapi  telah  beroperasi.  Namun  demikian  hal tersebut lumrah terjadi.  Pertimbangannya antara lain investor berkeyakinan bahwa  limbah  telah  dapat  dikelola  secara  baik,  tidak  membahayakan masyarakat  sekitar  dan  membuka  lapangan  kerja  baru  bagi  masyarakat sekitar  proyek,  serta  pertimbangan  lain  yang  pada  dasarnya  menurut perhitungan investor tidak membahayakan terhadap lingkungan hidup.
Apabila hal tersebut memang telah berlangsung maka langkah yang diambil  adalah  audit  lingkungan.    Kegiatan  ini  juga    merupakan  upaya penyiapan   bahan   sebagai   alat   dalam   pengambilan   keputusan   bagi industriawan, pemerintah, masyarakat yang berkepentingan dan masyarakat yang  terkena  dampak  langsung    akibat  usaha  atau  proyek  yang  sudah beroperasi.  Audit lingkungan menurut keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor  30  tahun  2001  merupakan  kegiatan  wajib  dan  kegiatan  sukarela. Audit  lingkungan  wajib  dikenakan  pada  proyek  atau  industri  yang  telah berjalan.    Kegiatan  ini  merupakan  analisis  terhadap  dokumen  lingkungan yang   sifatnya   spesifik,   dengan   kewajiban   yang   satu   secara   otomatis  menghapuskan kewajiban lainnya  kecuali terdapat kondisi-kondisi khusus.  Sebaliknya  audit  lingkungan  sukarela  dikenakan  pada  proyek  yang telah  memenuhi    kriteria  amdal  dan  telah  beroperasi.    Kegiatan  audit lingkungan  sukarela  ini  merupakan  upaya  dari  pengelola  proyek  atau investor   untuk   memperlihatkan   dan   meningkatkan   ketaatannya   dalam pengelolaan  lingkungan  hidup.  Kegiatan  audit  sukarela  ini  merupakan alat pemantauan   secara   internal.      Kegiatan   semacam   ini   memperlihatkan kesadaran  investor  atau  pengelola  dan  sangat  membantu  meningkatkan efektivitas    pelaksanaan  pengelolaan  lingkungan  hidup.    Hal  semacam  ini perlu  didorong  sebab  sekaligus  dapat  memperbaiki  ketidak  sempurnaan dokumen yang telah dianalisis sebelumnya.

5.4.1.   Tahapan Audit Lingkungan
Analisis  mengenai  resiko  lingkungan  merupakan  aktivitats  yang menarik, sebab tahapannya memerlukan kecermatan dalam merencanakan, bertindak dan  cara evaluasinya. 
Langkah awal yang harus dilakukan dalam analisis    mengenai    resiko    lingkungan    ini    adalah    melakukan    riset pendahuluan.    Riset  ini  dilandasi  dengan  niat  untuk  memperoleh  data lapangan  yang  objektif dengan  metode  yang  benar.    Melalui  kegiatan riset ini akan diperoleh data awal mengenai polutan atau bahan pencemar yang dikeluarkan oleh usaha industri atau proyek yang sudah berjalan.  Misalnya : Apabila  limbah  yang  dikeluarkan  oleh  proyek  atau  industri  terebut  berupa senyawa  kimia,  maka  tindakan  berikutnya  adalah  jenis  unsur  apa  yang terkandung dalam limbah atau polutan tersebut.  
Langkah kedua apabila telah diketahui jenisnya, adalah menentukan berapa  besar  dosis  senyawa  kimia  tersebut.    Analisis  lebih  jauh  dengan dosis  yang  sebesar  itu  seterusnya  dilakukan  kajian  apakah  dapat  limbah berakibat  membahayakan  bagi  makhluk  hidup. Apakah  limbah  tersebut dalam  jangka  pendek  mengakibatkan  kematian?    Ataukah  dalam  jangka panjang  ?    Pertanyaan  inilah  yang  perlu  dicari  pemecahannya  lewat kegiatan  AMRAL.    Kegiatan  AMRAL  pada  tahap  ini  amat  rumit  dan seringkali  harus  menggunakan  hewan  uji    untuk  pembuktiannya  yang memerlukan waktu relatif lama.
Dari  pengumpulan  data  yang  telah  meyakinkaan    dan  dilandasi dengan metode ilmiah yang benar, langkah ketiga adalah melakukan kajian tentang  manajemen  resiko.    Analisis  manajemen  resiko  ini  merupakan upaya  menganalisis  apakah  terdapat  senyawa  target    yang  berada  pada lingkungan/daerah  tetentu.    Seterusnya  dicari  pemecahan  yang  rasional berapa   dosis   yang   dapat   diduga,   dinyatakan   dalam   besaran   jumlah  gram/orang  yang  tinggal  di  lingkungan/lokasi  tertentu  tersebut.
Analisis lebih  lanjut  yang  dilakukan  adalah  apakah  lewat  kontak  antara  manusia dengan  manusia,  hewan  dengan  manusia  atau  lainnya,  memungkinkan kadar senyawa tersebut berbahaya ? Kegiatan ini akan melibatkan banyak pihak dan merupakan kegiatan tersulit untuk dilakukan.
5.4.2.  Implementasi Audit Lingkungan
Setelah mendapatkan data kuantitatif dari ketiga langkah yang telah dilakukan,    langkah    lanjutannya  adalah tahapan implementasi atau penerapan. Langkah ini bagian dari   pengambilan   keputusan   dalam membuat  peraturan  atau  kebijakan.  Langkah  awalnya  adalah  langkah melakukan analisis apakah senyawa kimia tersebut sudah termasuk bahaya lingkungan atau belum.  Jika jawabannya,  ya senyawa ini berbahaya, maka langkah    yang  akan  diambil  adalah  menyajikan  fakta,  data  dan  laporan lengkap  hasil  penelitian  yang  meyakinkan  sebagai  bahan  pengambilan keputusan.  Pada langkah inilah merupakan langkah yang sulit, karena telah melibatkan  dan  masuknya  kekuatan  politis,  ekonomi,  sosial  budaya    yang hasil akhirnya sebuah dapat dimunculkan peraturan.  Peraturan inilah yang selanjutnya   menjadi   acuan   yang   harus   dipatuhi   semua   pihak   demi keselamatan bersama.

Persoalan   pokok   dalam   menerbitkan   peraturan   adalah   akan munculnya banyak kepentingan yang berperan.  Banyaknya kepentingan ini ditandai dengan masuknya faktor non teknis, yakni kekuatan politik, ekonomi sosial  dan  budaya..    Faktor  politik,  kekuasaan,  ekonomi    berperan  banyak dalam  merumuskan  peraturan.    Di  sinilah  hambatan  akan  muncul, di antaranya hasil audit tersebut  seringkali dianggap kurang berbobot karena secara ekonomis tidak menguntungkan investor dan pemerintah, meskipun beresiko yang besar terhadap kelangsungan hidup makhluk hayati di sekitar proyek yang sedang beroperasi.  Oleh sebab hal ini di luar kewenangan ahli lingkungan,  semua  ini  kita  serahkan  kepada  lembaga  yang  berwenang  dengan   diiringi   doa   semoga   keputusannya   membawa   kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan dan sumber daya alam yang ada.

Selasa, 30 April 2013

Ilmu Kealaman Dasar



BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu Alamiah Dasar (IAD) merupakan salah matu mata kuliah yang termasuk mata kuliah umum (MKU) yakni mata kuliah dengan bobot 2 sks ini wajib diikuti oleh setiap mahasiswa pada semua program studi terutama untuk program studi non exacta dengan maksud mahasiswa dikenalkan pada konsep-konsep dasar alamiah dalam menunjang dan melandasi pengetahuan mahasiswa dalam memahami, mengkaji dan menerapkan pengetahuan lainnya, khususnya pemecahan-pemecahan masalah, teori maupun konsep ilmu yang berkaitan dengan alam.
Materi ilmu alamiah dasar ini tentu saja hanya bersifat dasar, umum dan pengantar yang berkenaan dengan fenomena alam dan daya fikir manusia hingga mampu memperoleh budaya modern yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya.
A. KEUNIKAN MANUSIA
Sebagimana mahluk hidup lainnya manusia memiliki kemiripan baik secara morfologis maupun anatomis termasuk mekanisme organis yang secara signifikan memiliki kesamaan proses biologis, seperti kebutuhan makan/minim (nutrisi), kebutuhan bernapas (respirasi), berkembang biak (reprodukksi), menerima rangsang (iritabilitasi), bergerak dan lain-lain yang merupakan ciri-ciri mahluk hidup (biotis). Tetapi dibanding mahluk lain, manusia memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh mahluk lainnya yakni rasa ingin tahuannya (kutriositas) mengalami perkembangan yang signifikan yaitu apa yang disebut dengan daya fikir (budi daya).
Secara fisik manusia memiliki banyak kelemahan disbanding mahluk lain, seperti gajah dapat mengangkat benda yang berat yang tidak dapat diangkat oleh manusia, kuda, harimau dapat berlari kencang, bahkan dengan nyamuk yang kecil sekalipun manusia masih lebih lemah karena hanya dengan gigitannya (nyamuk anofeles/malaria) manusia bisa sakit bahkan dapat mengakibatkan kematian. Tetapi karena manusia dilengkapi radar berfikir maka manusia dengan kekuatan fikirnya mampu mengembangklan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan ilmu dan teknologi itulah manusia dapat menaklukan berbagai kekuatan yang dimilki oleh mahluk lain (hewan), teknologi dapat mengangkat beban yang lebih berat, gerak lari mobil, pesawat lebih kencang disbanding kuda dan harimau. Dengan demikian keunikan dan keunggulan manusia dibanding dengan mahluk lainnya adalah terletak pada daya fikirnya.
B. KURIOSITAS (RASA INGIN TAHU)
Berbeda dengan mahluk lainnya manusia selalu serba ingin tahu terhadap berbagai fenomena alam yang dialaminya, manusia selalu bertanya ada apa ? (jika terjadi gempa bumi, gunung meletus, banjir bandang atau gejala alam lainnya khususnya membuat mereka cemas) hal ini merupakan daya rangsang yang diteruskan pada daya fikir sehingga munculah pertanyaan ada apa?, setelah tahu bahkan manusia terus bertanya lebih jauh lagi, Bagaimana ? dan seterusnya akan bertanya mengapa ? pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan pisau-pisau untuk menoreh pengetahuan walaupun secara sederhana dan bersifat indrawi. Sementara mahluk lain dalam memenuhi kebutuhan dan kelangsungan hidupnya hanya mengandalkan naluriah (instink) belaka sementara Asimov menyebutnya idle curiosity yang sifatnya tetap tidak berkembang sepanjang jaman contohnya sarang burung manyar mungkin yang tercanggih dibanding burung lainnya, tetapi sejak dulu sampai saat ini sarang burung manyar konstruksi dan motivnya tetap begitu saja, berbeda dengan manusia dulu pada zaman primitif manusia hidup digua-gua, berubah menjadi rumah sederhana, dengan ilmu dan teknologi manusia dapat membangun rumah-rumah modern pencakar langit, artinya manusia memiliki rasa ingin tahu yang berubah menjadi daya piker yang dapat berkembang sepanjang jaman sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya yang tidak pernah puas maka manusia terus berupaya mencari dan menemukan sesuatu yang dapat memudahkan dan menyenangkan dalam hidupnya.
C. PERKEMBANGAN POLA FIKIR MANUSIA
Seperti dijelaskan dimuka bahwa rasa ingin tahu manusia terus berkembang memalui pengamatan dan pengalaman indrawi sehingga mampu menemukan apa yang diinginkannya, tetapi karena memang manusia adalah mahluk yang tidak mudah puas dengan apa yang telah mereka ketahui bahkan sering menemukan jawaban-jawaban yang tidak dapat memecahkan masalah dan tidak memuaskan dirinya, pada masa kuno sering mereka mencoba mencari-cari jawaban dengan me-reka- reka bahasa untuk memuaskan dirinya terhadap fenomena alam yang dilihat, dirasakan, didengar maupun dicium oleh mereka. Misalnya apa pelangi itu ? Sebenarnya mereka tidak mampu menjawab atas pertanyaan itu, tetapi untuk kepuasan maka mereka mencoba mencari-carai jawaban yang sekiranya dapat memuaskan baik bagi dirinya maupun orang lain, sehingga mereka menjawab bahwa pelangi itu adalah selendang bidadari yang sedang mandi, dari jawaban tersebut muncul pengetahuan baru yakni bidadari. Selanjutnya tetang pertanyaan mengapa gunung meletus ? sekali lagi mereka tidak mampu menjawab tapi dengan alasan kepuasan mereka menjawab gunung itu meletus karena yang punya gunung sedang marah, dari jawaban itu munculah pengetrahuan baru yang punya gunung, sehingga mereka memperluas pengetahuannya dengan anggapan segala sesuatu itu ada yang punya, mereka percaya kalau laut itu ada yang punya, angin ada yang punya, pohon besar ada yang punya dan lain-lain. Oleh karenanya untuk menghilangkan rasa kecemasan dari yang punya gunung, laut, pohon besar dan lainnya tidak marah maka mereka melakukan upacara ritual baik dengan cara membaca mantera-mantera, gerakan-gerakan tarian, penyajian sesajen dan lain-lain. Pengetahuan-pengetahuan itu merupakan penggabungan dari pengalaman-pengalaman indrawi dan kepercayaan dan disebut dengan mitos. Cerita-cerita mitos itu disebut legenda. Mengapa mitos dapat diterima pada saat itu sebagai suatu kebenaran hal ini karena dilatarbelakangi oleh keterbatasan indrawi keterbatasan penalaran dan hasrat ingin tahunya yang segera ingin dipenuhi.
Beberapa keterbatasan alat indra manusia sebagai penyebab munculnya mitos adalah :
  1. Alat Penglihatan
Banyak benda yang bergerak sangat cepat sehingga tak tampak jelas oleh mata, mata tak dapat membedakan benda-benda. Demikian juga jika benda berada pada tempat yang jauh mata kita tak dapat melihat dengan jelas.
  1. Alat Pendengaran
Pendengaran manusia terbatas pada getaran yang mempunyai frekwensi dari 30 sampai 30.000 per detik. Getaran di bawah tiga puluh atau diatas tiga puluh ribu per dertik tak terdengar.
  1. Alat Pencium dan Pengecap
Manusia hanya dapat membedakan 4 jenis rasa, yakni manis, masam, asin, dan pahit. Bau parfum dan bau-bauan yang laindapat dikenal oleh hidung kita bila konsentrasinya di udara lebih dari sepersepuluh juta bagian.
  1. Alat Perasa
Alat perasa pada kulit manusia dapat membedakan panas atau dingin, namun sangat relatif atau tergantung pada kondisi sehingga tidak dapat digunakan sebagai alat observasi yang tepat.
Mengapa mitos dapat diterima kebenarannya pada masa itu disebabkan beberapa factor di bawah ini ;
  1. Keterbatasan pengetahuan yang disebabkan keterbatasan pengindraan baik langsung maupun dengan alat.
  2. Keterbatasan penalaran manusia pada saat itu.
  3. Hasrat ingin tahunya terpenuhi
Berdasarkan sejarah perkembangan jiwa manusia baik secara individu maupun kelompok, menurtut Auguste Comte (1798 – 1857 M ) menjelaskan akan berlangsung dalam tiga tahap, Yaitu ;
    1. Tahap teologi/fiktif
    2. Tahap filsafat/metafisik/abstrak
    3. Tahap positif atau ilmiah ril
Pada tahap teologi atau fiktif, manusia berusaha untuk mencari dan menemukan sebab pertama dengan tujuan akhir dari segala sesuatu, dan selalu dihubungkan dengan kekuatan gaib. Gejala alam yang menarik perhatiannya selalu diletakan dalam kaitannya dengan sumber yang mutlak. Mempunyai anggapan bahwa setiap gejala dan peristiwa dikuasai dan diatur oleh para dewa atau kekuatan gaib lainnya.
Tahap metafisika atau abstrak, merupakan tahapan manusia masih tetap mencari sebab utama dan tujuan akhir, tetapi manusia tidak lagi menyandarkan diri pada kepercayaan akan adanya kekuatan gaib, melainkan kepada akalnya sendiri, akal yang telah mampu melakukan abstraksi guna menemukan hakikat sesuatu.
Tahap positif atau riil merupakan tahap dimana manusia telah mampu berpikir secara positif atau riil atas dasar pengetahuan yang telah dicapainya yang dikembangkan secara positif melalui pengamatan, percobaan, dan perbandingan.
Puncak perkembangan pemikiran mitos adalah pada zaman Babilonia yaitu kira-kira 700 – 500 SM pada zaman ini mereka sudah mampu menelaah bentuk bumi sehingga mereka berpendapat bahwa bumi ini berbentuk setengah bola, bumi sebagai hamparan dan langit beserta bintang-bintang sebagai atap, bahkan yang lebih menakjubkan mereka sudah mengenal bidang edar matahari sehingga mereka tahu bahwa dalam setiap 365,25 hari matahari beredar kembali pada titik semula dan ini yang disebut waktu tahun.
Pengamatan terhadap angkasa raya memiliki daya tarik tersendiri pada masa itu, sehingga pengetahuan dalam bidang ini cukup pesat, maka munculah pengetahuan rasi-rasi perbintangan yang sekarang kita kenal yakni; rasi scorpio, rasi virgo, rasi pisces, rasi leo dan sebagainya rasi-rasi ini erat kaitannya dengan peramalan nasib manusia dan dikenalah dengan astrologi. Karena pengetahuan ini hanya bersifat peramalan, imajiner, dugaan dan kepercayaan maka pengetahuan ini disebut Pseudo science (sain palsu) yakni pengetahuan mitos yang dikaitkan dengan fenomena alam yang sebenarnya (mirip sebenarnya tetapi bukan sebenarnya).
Sain palsu tersebut sangat berpengaruh pada para pemikir filosuf yunani seperti Thales (624-549) ia berpendapat bahwa bumi ini adalah sebuah piring yang terapung di atas air, ia pula yang pertama kali menggagas asal mula benda dan menurutnya semua kehidupan berawal dari air, hal ini merupakan awal pemikiran yang sangat besar karena mampu mengalihkan pemikiran mitos yang menganggap semua yang ada dibumi ini adalah ciptaan dewa, pengaruh pemikiran Thales ini telah menggiring pemikiran bangsa yunani untuk meninggalkan berfikir mitos secara perlahan-lahan. Generasi filosuf Yunani yang telah berhasil menyumbangkan buah pikirannya diantaranya adalah :
  1. Anaximander, Seorang pemikir kontemporer pada masa Thales. Dia berpendapat bahwa langit yang kita lihat sebenarnya hanya separuh saja. Langit dan segala isinya itu beredar mengelilingi bumi, Ia berhasil membuat jam matahari yang menggunakan tongkat yang tegak lurus dipermukaan bumi, bayangan tongkat dijadikan petunjuk waktu (jam tongkat) pada tahun 70-an sering kita temukan jenis ini di masjid untuk pedoman waktu shalat.
  2. Anaximenes, (560-520) Ia berpendapat unsure dasar pembentuk benda adalah air, hal ini sependapat dengan Thales. Yang dikembangkan bahwa air merupakan wujud benda yang dapat berubah merenggang menjadi api, dan memadat menjadi tanah konsep ini menjadi awal kansep transmutasi benda.
  3. Herakleitos ( 560-470 ), Ia menyangkal konsep anaximenes, menurutnya apilah yang menjadi dasar transmutasi benda, karena tanpa api benda akan tetap seperti adanya.
  4. Phytagoras (500 SM), Ia berpendapat bahwa sebenarnya yang menjadi unsure dasar pembentuk benda adalah terdiri empat unsure dasar yaitu tanah, api, udara dan air. Phytagoras sangat terkenal sebagai ahli matematika dan penemu Dalil Phytagoras
  5. Demokritos (460-370), Pendapatnya adalah bahwa suatu benda dibelah secara terus menerus akan menghasilkan bagian terkecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Bagian terkecil itu disebutnya Atomos atau atom, istilah atom ini sampai saat ini masih dipergunakan sekalipun konsepnya tidak seperti lagi Demokritus.
  6. Empedokles (480-430 SM), Ia tergolong pendukung Phytagoras tentang empat unsure dasar pembentuk benda ; tanah,air ,api dan udara. Dia mengembangkan konsep tersebut dengan mengenalkan tentang tenaga penyekat atau daya tarik-menarik dan daya tolak-menolak, kedua gaya tersebut dapat memisahkan atau menyatukan unsure dasar pembentuk benda tersebut.
  7. Plato (427-345 SM), Ia memiliki cara berpikir yang berbeda dengan filosuf sebelumnya, sebagai seorang sastrawan, ia tidak berpikir yang bersifat materialistic sebagaimana para filosuf sebelumnya. Menurutnya bahwa keanekaraman yang terlihat sekarang ini hanyalah sesuatu duplikat saja dari semua yang kekal dan immaterial. Gajah yang bertubuh besar yang kita lihat hanyalah cofy atau duplikat belaka yang tidak sempurna, maka yang benar adalah idea gajah. Selanjutnya konsep ini dikenal dengan konsep alam idea plato.
  8. Ariestoteles ( 384-322 SM), Ia seorang pemikir besar pada jamannya dan dikenal sebagai perangkum intisari konsep-konsep filosuf sebelumnya dan memperbaiki konsep-konsep yang dianggap tidak benar menurut pemikirannya yang selalu rasional dan Ia menjelaskan tentang Zat tunggal yang disebut Hule sebagai pembentuk dasar benda yang keberadaannya tergantung pada kondisi, sehingga ia dapat berubah menjadi tanah, air, udara dan api yang mengalami transmutasi akibat kondisi dingin, lembab,panas dan kering. Dalam kondisi lembab dan panas hule akan berwujud api, sedang dalam kondisi kering dan dingin hule akan berwujud tanah, Ia pun berpendapat bahwa di dunia ini tidak ada ruang yang hampa menurutnya jika ada ruang yang hampa maka dengan sendirinya akan terisi ether yang bersifat immaterial. Ajaran yang penting dari Aristoteles adalah bahwa untuk mencari kebenaran harus didasarkan logika sehingga ia dikenal sebagai rasionalisme. Konsep pentingnya adalah orang yang pertamakali melakukan pengklasifikasian hewan dan mengemukakan konsep abiogenenis (generatio spontanea).
  9. Ptolemeus (127-151 SM), Ia seorang filosuf besar setelah Aristoteles kopnsepnya adalah ; Bumi itu bulat daim seimbang tanpa tiang penyangga dan bumi sebagai pusat tatasurya ( mata hari dan benda lainnya berputar mengelilingi bumi ) dikenal dengan teori Geosentris.
  10. Ibnu Shina (abad 11) dikenal sebagai ahli kedokteran
  11. Ibnu Choldun ahli sosiologi
  12. Al jebra ahli matematika
  13. Al Razi, seorang rasionalisme murni yang tidak percaya pada wahyu dan nabi karena menurutnya dengan akal sudah cukup untuk dapat membedakan baik dan buruk, yang berguna dengan yang tidak berguna dengan akal pula kita dapat mengenal Tuhan sehingga menurutnya tidak perlu ada wahyu dan nabi. Ia dikenal sebagai ahli kimia (penemu air raksa) dan pengobatan/kedokteran diakhir hayatnya matanya buta karena terlalu banyak baca dan pengaruh dari reaksi kimia.
  14. Ibnu Rusdy ahli filsafat muslim yang menerjemahkan buku-buku yunani kedalam bahasa Arab sehingga Arab menjadi pusat ilmu internasional yang kemudian alih bahasa kedalam bahasa latin dan berkembang ke dunia barat sehingga terkenal dengan pusat perpustakaan masjid Al Hamra Cordoba (spanyol).
  15. Abu Musa Jabir Bin Hayyan, dikenal sebagai Bapak Kimia
  16. Omar Khayyam, dikenal sebagai seorang ahli matematika dan astronomi.


Kesimpulan :
Pola pikir manusia terus mengalami perkembangan yang diawali oleh rasa ingin tahu ( Kuriositas ) terhadap berbagai gejala alam yang terus memperlihatkan aktivitasnya dan terkadang membuat manusia menjadi cemas seperti bencana alam gunung meletus, kebakaran, kekeringan , kebanjiran dan lain-lain. Hal ini merangsang manusia untuk terus mencari jawaban dan tejadilah berpikir mitos yang mengandalkan keyakinan untuk suatu kepuasaan. Sejalan dengan perkembaqngannya berpikir mitos mulai dihubungkan dengan fenomena alam yang sebenarnya untuk mendapatkan ramalan nasib manusia maka dikenal psedeu Science atau juga dikenal Astrologi. Pada masa Yunani berpikuir mitos mulai ditinggalkan sehingga munculah pemikir-pemikir rasional (filsafat) yang kebenarannya hanya atas dasar rasio sehingga muncullah konsep-konsep alam yang sebagiannya saat ini masih dapat digunaklan dan diakui kebenarannya. Dunia Islam tidak kalah ketinggalan ketika filsafat Yunani mulai padam, Islam bersinar di Persia melahirkan para filosuf muslim yang nama besarnya mendunia karena karya-karyanya yang ilmiah yang sampai dengan saat ini masih dijadikan reference (rujukan) bagi perkembangan sains.


BAB II
KELAHIRAN ILMU ALAMIAH
 Sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa pengetahuan didapat dengan berbagai pendekatan seperti halnya pengetahuan berupa mitos atau legenda menggunakan pendekatan kepercayaan yakni kebenarannya hanya atas dasar percaya maka pendekatan pengetahuan semacam ini bersifat irrasional, begitu pula pengetahuan yang sifatnya falsafi pendekatan kebenarannya hanya mengandalkan nalar=akal = rasio belaka maka dikenalah pendekatan pengetahuan rasional sehingga muncullah persepsi paham kebenaran irrasionalime dan rasionalisme.
Ilmu alamiah sebagai hasil perkembangan pola pikir manusia yang terakumulasi dari hasil pengamatan dan pengalaman telah mendorong manusia untuk melahirkan pendekatan kebenaran yang tidak hanya mengandalkan kemampuan rasio belaka, dorongan tersebut setidaknya terdiri dari dua sisi ; yakni dorongan pertama adalah dorongan untuk memuaskan diri sendiri yang sifatnya non praktis atau teritis guna memenuhi kuriositas dan memahami tentang hakikat alam semesta dan segala isinya, yang selanjutnya melahirkan pure science (Ilmu pengetahuan murni ). Sementara dorongan yang ke-dua adalah dorongan yang sifatnya praktis, dimana ilmu pengetahuan dimanfaatkan untuk meningkatkan tarap hidup yang lebih tinggi, dan selanjutnya disebut dengan Applied science (Ilmu pengetahuan terapan/teknologi).
Kapan ilmu pengetahuan (sains) lahir ? secara waktu mungkin sulit untuk ditetapkan tetapi yang jelas sesuatu dinyatakan pengetahuan sains adalah apabila pendekatan kebenaran tertumpu pada rational approach and empiric approach yakni kebenaran yang secara rasional dapat dimengerti dan difahami serta dibuktikan secara fakta dan menggunakan peralatan ilmiah. Pendekatan senacam itu sebenarnya sudah dilakukan pada masa filosuf muslim di Persia dengan bukti munculnya ilmu-ilmu terapan seperti ilmu perbintangan, ilmu kimia dan ilmu kedokteran, tetapi kebenaran ini tidak deklarasikan oleh ilmuwan barat, mereka mengklaim bahwa kelahiran ilmu pengetahuan sains (ilmiah) adalah setelah ditemukannya teropong bintang (sekalipun sejak masa filsafat muslim teleskop sudah ada ) yang mampu membuktikan kebenaran teori Heliosentris Copernicus. Memang sejak penemuan teleskop telah banyak membantu para ilmuan untuk dapat membuktikan secara empiric terhadap konsep-konsepnya.
Berikut ini dijelaskan beberapa ilmuan yang telah menancapkan tonggak sejaran perkembangan ilmiah ;
Nikolas Copernicus (1473 – 1543 M) Ia seorang astronom, matematika dan pengobatan, Tulisannya yang terkenal dan merombak pandangan Yunani yang berjudul De Revolutionibus Orbium Caelestium ( Peredaran alam semesta) buku ini ditulis pada tahun 1507 M tetapi tidak segera dideklarasikan karena konsepnya bertentangan dengan konsep lama yang sudah mendapat justifikasi dari penguasa. Pokok-pokok ajarannya sebagai berikut ;
  • Matahari adalah pusat dari system solar, dimana system itu bumi adalah salah satu planet diantara planet-planet lain yang beredar mengelilingi matahari.
  • Bulan beredar mengelilingi bumi dan bersama bumi mengelilingi matahari.
  • Bumi berputar pada porosnya dari barat ke timur yang mengakibatkan adanya siang dan malam dan pandangan gerakan bintang-bintang.
Pengikut Copernicus adalah Bruno (1548 – 1600 M) memperoleh kesimpulan lebih jauh lagi, yaitu ;
  • Jagat raya ini tidak ada batasnya
  • Bintang-bintang tersebar di seluruh jagat raya
Karena keberaniaannya mendeklarasikan pendapatnya yang bertentangan dengan keyakinan penguasa pada itu maka Bruno dianggap sebagai orang yang kemasukan setan (kesurupan) dan dihukum dengan cara dibakar hidup-hidup hingga mati.
Ahli astronomi lainnya dalah Johannes Kepler (1571 – 1630 M ) Pokok-pokok pikirannya adalah :
  • Planet-planet beredar mengelilingi matahari pada suatu garis edar yang berbentuk elips dengan suatu focus.
  • Bila ditarik garis imajinasi dari planet ke matahari dan sementara itu ia bergerak menurut garis edarnya, maka luas bidang yang ditempuh pada jangka waktu yang sama adalah sama.
  • Pangkat dua dari waktu yang dibutuhkan sebuah planet mengelilingi matahari secara penuh adalah sebanding dengan pangkat tiga dari jarak rata-rata planet itu terhadap matahari.
Konsep-konsep diatas dibenarkan oleh Galileo Galilei (1564 –1642 M) dengan menggunakan teleskopnya yang terbesar mampu melihat tatasurya dan mengumumkan hasil penemuannya bahwa teori Geosentri dianggap salah dan yang benar adalah teori Heliosentris sebagaimana dikemukakan oleh Copernicus dan Kepler sekalipun bertentangan dengan pendapat penguasa yang mempertahan teori geosentris dan menganggap suci bumi dan menjadi pusat tatasurya sebagai tempat singgasana para raja.
A. KRITERIA ILMIAH
Suatu pengetahuan dinyatakan ilmiah apabila dapat memenuhi criteria sebagai berikut ;
  • Sistematis
  • Berobjek
  • Bermetoda
  • Universal
Kebenaran pengetahuan ilmiah harus bersifat sistematis yakni bertautan dan meiliki hubungan kebanaran yang saling mendukung dengan pengetahuan lainnya (tidak berdiri sendiri ) dan memiliki langkah yang tersusun dalam menemukannya, disamping itu kajian ilmu harus memiliki objek yang jelas karena pada hakekatnya pengetahuan ilmiah itu adalah bertujuan dalam justifikasi objek melalui metoda ilmiah (scientific methode) yang operasional terarah dan terukur dan mengandung fakta kongkrit sehingga menghasilkan kebenaran yang bersifat universal yakni berlaku secara menyuluruh.
Perlu dikemukakan pula bahwa disamping adanya kriteria ilmiah yang mampu menghasilkan kebnenaran ilmiah, juga adapula criteria kebenaran yang sifatnya non ilmiah, yakni ;
  • Perasaan
  • Intuitif
  • Trial and error
Perasaan merupakan salah satu cara untuk menarik kesimpulan yang tidak berdasarkan nalar tentu saja hal ini akan bersifat subjektif karena perasaan setiap orang satu dengan lainnya memiliki sensitifitas yang berbeda.
Sedangkan instuisi merupakan kegiatan berpikir yang tidak analistis, tidak berdasarkan pola berpikir tertentu, pendapat yang berdasar intuisi timbul dari pengetahuan-pengetahuannya yang terdahulu melalui proses berpikir yang tidak disadari. Seolah-olah pendapat itu muncul begitu saja tanpa dipikir terlebih dahulu. Setiap orang memiliki kepekaan dan ketajaman intuitif yang tingkatnya berbeda-beda, mungkin orang yang terlatih intuisinya akan memeiliki kepekaan yang tinggi dan memungkinkan intuisinya dapat mendekati kebenaran atau sebaliknya bagi orang yang memiliki kepekaan dan ketajaman intuisi yang rendah.
Sementara kebenaran dengan criteria trial and error sekalipun tingkat kebenaran lebih maju dibanding prasangka dan intuitif, tetapi pendekatan ini dipandang tidak efesien karena cara untuk memperoleh pengetahuan melalui coba-coba atau untung-untungan dan lebih cenderung error daripada berhasil.
B. METODA ILMIAH DAN OPERASIONALNYA
Kebenaran ilmu alamiah akan terlihat dari metoda yang digunakan, jika sesuatu pengetahuan didapat melalui metoda ilmiah maka pengetahuan itu dinyatakan ilmiah dan sebaliknya jika tidak melalui metoda ilmiah maka pengetahuan itu dinyatakan tidak ilmiah, lebih lanjut di bawah ini dijelaskan prosedur dan langkah-langkah methoda ilmiah.
a. Pengindraan
Pengindraan merupakan langkah awal yang penting dalam mengenali objek masalah, tetapi akurasi pengindraan tidak dapat dijadikan ajeg kebenaran karena pengaruh kondisi dan sifat pengindraan yang terbatas dalam mengenali objek, oleh karena itu perlu adanya pengulangan secara berkali-kali dan memerlukan waktu yang relatif lama, biasanya orang yang terlatih memiliki pengindraan yang tajam, seorang ahli musik memiliki pengindraan pendengaran yang sensitive sehingga peka terhadap kebenaran musik. Begitu pula ahli peneliti perlu terlatih dalam mengindra objek supaya tidak keliru, maka untuk itu agar pengindraan dapat ajeg, objektif perlu dibantu dengan alat indra buatan yang ditera akurasinya seperti termometer sebagai alat untuk mengukur suhu.
b. Masalah
Langkah selanjutnya setelah proses pengindraan terhadap suatu objek yang telah direnungkan terlebih dahulu adalah menentukan masalah hasil pengindraan, untuk mengetahui sesuatu itu menjadi masalah apabila objek itu mengandung pertanyaan, seperti pertanyaan apa ? bagaimana ? dan mengapa ? suatu objek itu begini atau begitu, tentu saja pertanyaan para ilmuwan akan berbeda dengan orang umum artinya pertanyaan itu harus terukur dan teruji sehingga akurasi jawabannya dapat dipertanggungjawabkan. Perlu ditegaskan bahwa pertanyaan yang dimaksud adalah mengandung objek yang jelas atau dapat diindra, bukan pertanyaan mengapa alam ini ada ? karena pertanyaan seperti ini bukan kajian ilmu alamiah.
c. Hipotesa
Hipotesa atau dugaan sementara merupakan jawaban sementara dari pertanyaan masalah, untuk mengetahui apakah hipotesa itu benar perlu diuji dan eksperimen yang akurat dan didukung oleh data fakta yang kuat, bila ternyata fakta berbicara lain maka perlu disusun hipotesis baru. Biasanya ilmu membuat hipotesa terdiri dari dua klausal positif dan negatif yakni dua jawaban yang satu dengan lainnya saling bertolak belakang., diantara kedua hipotesa itu diharapkan salah satunya dapat didukung oleh data dan fakta hasil eksperimen maupun survai.
d. Eksperimen
Eksperimen merupakan pengujian terhadap hipotesa yang dilakukan untuk mendapatkan pengumpulan data atau fakta melalui kegiatan observasi langsung atau percobaan/eksperimental. Selanjutnya fakta-fakta itu dikumpulkan dan dianalisa apakah mendukung hipotesa yang diajukan atau tidak.
e. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan atas penilaian melalui analisis terhadap fakta-fakta, untuk melihat apakah hipotesa itu yang diajukan itu diterima atau sebaliknya ditolak. Hipotesa yang diterima merupakan pengetahuan yang telah diuji kebenarannya dan sebagai bagian dari ilmu pengetahuan.
Dengan demikian ilmu pengetahuan itu disusun secara sistematis dengan menggunakan metoda tertentu dan diuji kebenarannya secara empiris dan berlaku secara universal.
C. SIKAP ILMIAH
Salah satu asfek tujuan mempelajari Ilmu alamiah dasar ini adalah bagaimana menanamkan sikap ilmiah bagi mahasiswa, berikut ini di jelaskan beberapa sikap ilmiah yang harus dimilki oleh seorang ilmuan ;
1. Jujur
Sebagai ilmuan wajib melaporkan hasil pengamatannya secara objektif. Dan menyusun penelitian hingga pelaporan harus disampaikan sejujur-jujurnya sehingga terbuka bagi peneliti lain bila dilakukan pengulangan.
2. Terbuka
Seorang ilmuan mempunyai pandangan luas, terbuka bebas dari praduga, ia tidak memperoleh buah pikirannya dari dugaan, ia akan terus mendapatkan kebenaran dengan prosedur ilmiah dan membuka diri bagi pihak lain untuk menguji dan mengkritik kebenarannya atau selalu menghargai kebenaran orang lain.
3. Toleran
Seorang ilmuwan tidak merasa bahwa dirinya paling benar, bahkan ia bersedia mengakui bahwa oprang lain mungkin lebih benar. Dalam menambah ilmu pengetahuan ia bersedia belajar dari orang lain, membandingkan pendapatnya dengan pendapat orang lain, ia memiliki tenggang rasa atau sikap toleran yang tinggi, jauih dari sikap angkuh.
4. Skeptis
Skeptis adalah sikap kehati-hatian dan kritis dalam memperoleh informasi, tidak sinis tetapi meragukan kebenaran informasi sebelum teruji yang didukung oleh data fakta yang kuat sehingga dalam membuat pernyataan, keputusan atau kesimpulan tidak keliru.
5. Optimis
Optimis adalah berpengharapan baik dalam menghadapai segala sesuatu, tidak putus asa, dan ia selalu berkata “ Beri saya kesempatan untuk berpikir dan mencoba mengerjakannya” . Seorang yang memiliki kecerdasan optimis akan memiliki rasa humor yang tinggi. John Von Neuman memberi nama hasil karyanya dengan sebutan MANIAC ( sehingga membuat peserta seminar tertawa) padahal maniac itu istilah dari singkatan Mathematical Analyzer, Numerical Integrator and Computer.
6. Pemberani
Seorang ilmuan harus memiliki sikap pemberani dalam menghadapi ketidakbenaran, kepura-puraan, penipuan, kemunafikan, dan kebathilan yang akan menghambat kemajuan. Sikap keberanian ini banyak dicontohkan oleh para ilmuan seperti Copernicus, Galilleo, Socrates, Bruno yang telah banyak dikenal orang. Copernicus dan Galilleo diasingkan oleh penguasa karena dengan berani menentang konsep Bumi sebagai pusat tata surya, matahari dan benda lainnya berputar mengelilingi bumi (geosentris). Dan ia mendeklarasikan justru mataharilah yang menjadi pusat tata surya bumi dan planet lainnya berputar mengitari matahari (Heliosentris), Socrates memilih mati minum racun daripada harus mengakui sesuatu yang salah. Bruno tidak takut dihukum mati dengan cara dibakar demi mempertahankan kebenaran.
Kisah keberanian ilmuan yang cukup menarik dan menjadi tauladan adalah kisah Prof. Peabody, memberikan kuliah terahir tentang “Perawatan Orang Sakit” Kuliah ini sangat jelas, penuh rasa kasih sayang dan belas kasih, saat memberikan kuliah saat itu berumur 46 tahun, segar dan bugar, fasih dalam menyampaikan materi kuliahnya. Tetapi dibalik ketenangannya itu Peabody mengidap penyakit kanker ganas yang telah diderita, ditekuni , diteliti dan dipahami secara seksama secara medis mengenai setiap gejala kanker yang dideritanya. Sehari sebelum meninggal dunia ia menulis sendiri laporan penyakitnya dengan harapan dapat dijadikan bahan penelitian pengobatan lebih lanjut. Kisah yang sama juga dilakukan oleh Marry Cury seorang fisikawan, kimiawan yang berhasil menemukan zat radio aktif, bertahun-tahun ia menekuni dan meneliti zat radioaktif dengan harapan dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia, dengan perlahan radiasi unsure tersebut merambah kedalam tubuh Marry Cury dan ia tahu sehingga mengindap penyakit kanker, dalam setiap kuliahnya menjelaskan tentang radioaktif tidak pernah menunjukan ketakutan dan bahaya radiasinya dan itu terus dirahasiahkan hingga ia menjelaskan sendiri pada saat-saat ajalnya tiba.
7. Kreatif
Ilmuwan dalam mengembangkan ilmunya harus kreatif, Louis Al-Vares (ilmuwan fisika Berkeley) Ia seorang pemain golf. Dengan kreativitasnya ia membuat alat analisator stroboskop untuk meningkatkan cara bermain golf. Kemudian alat itu dihadiahkan kepada presiden Esenhower yang juga pemain golf, dan sejak itu ia memegang paten untuk pembuatan alat tersebut. Saat ini untuk menghargai kreativitas ilmuwan dalam meningkatkan kesejahteraan manusia diberikan penghargaan NOBEL seperti yang pernah diterima oleh keluarga Cury untuk fisika dan kima.
D. FILSAFAT ILMU ALAMIAH
Filosofis ilmu alamiah sebagai dasar pengembangan ilmu mengacu pada nilai yang berkembang sejalan dengan pola pikir manusia dalam bentuk budaya dan norma yang dianut dan menjadi pandangan hidup, untuk itu dibawah ini diuraikan beberapa dasar filsafat ilmu alamiah ;
1. Vitalisme
Ilmu alamiah awalnya tidak dapat terlepas dari pengaruh kepercayaan atau mitos, filsafat vitalisme merupakan doktrin yang menyatakan adanya kekuatan di luar alam. Kekuatan itu memiliki peranan yang esensial mengatur segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini. Kekuatan itu dikenal dengan istilah élan vital, Tuhan, yang maha kuasa dll.
2. Mekanisme
Mekanisme merupakan pandangan yang menyatakan bahwa sebagai penyebab yang mengatur semua gerakan di alam semesta ini adalah sejumlah hukum alam ( nature of law ), dengan demikian menurut paham ini semua gejala alam semesta terjadi dengan sendirinya sesuai dengan hukum alam sehingga pandangan ini akan menyamakan antara gejala mahluk hidup dengan mahluk tak hidup sehingga tidak perbedaan yang hakiki diantaranya. Dengan demikian akan menggiring pandangan manusia pada paham materialisme yang kemudian menjadi ateisme.
3. Agnotisme
Agnotisme merupakan paham yang tidak mempedulikan ada tidaknya kekuatan di luar alam (sang pencipta, Tuhan, yang maha kuasa, élan vital ). Penganut paham ini hanya mempelajari gejala alam semata, paham ini akan menggiring manusia bersikap sekuler sebagaimana banyak dianut ilmuwan barat.
Indonesia yang menjunjung tinggi falsafah Pancasila yang secara seimbang akan dapat menjembatani antara paham vitalisme dengan mekanisme yang justru peduli pada sang pencipta tidak seperti halnya agnotisme, sehingga pengetahuan alamiah secara seimbang dilandasi dengan pengetahuan keyakinan, Sehingga ilmuwan Indonesia selalu dalam kondisi Teisme.
E. KEUNGGULAN ILMU ALAMIAH
Sebagaimana telah dijelaskan dimuka bahwa ilmu alamiah memiliki criteria tersendiri berupa sitematis, objektif, metodik dan universal, dimana hal ini secara tidak langsung akan menumbuhkan sikap ilmiah yang sangat bermanfaat bagi manusia, dibawah ini dijelaskan beberapa keunggulan yang bermanfaat bagi manusia ;
a. Mencintai kebenaran yang obyektif dan bersikap adil, sehingga akan membawa pada hidup yang tenang dan bahagia.
b. Jika ada penemuan baru yang lebih benar, maka ilmu yang lama tidak berlaku lagi, sehingga disadari bahwa ilmu pengetahuan itu tidak mutlak atau bersifat relatif. Sedang yang mutlak datangnya dari Allah SWT.
c. Dengan ilmu pengetahuan orang tidak lagi percaya pada takhayul atau mitos, karena semua yang ada di alam ini terjadi melalui proses hukum alam atas izin Allah SWT.
d. Ilmu pengetahuan akan membimbing kita untuk tidak berpikir melalui prasangka, tetapi berpikir secara objektif, terbuka dan sistematis, suka menerima pendapat orang lain dalam setiap keputusannya.
F. KETERBATASAN METODA ILMIAH
Metoda ilmiah merupakan cara efektif dalam mendapatkan kesimpulan karena pengetahuan dianalisa berdasarkan prosedur baku dengan ketelitian yang dapat diandalkan baik secara rasional maupun empirik. Tetapi harus diakui kebenaran ilmu pengetahuan hasil dari metoda ilmiah bersifat tentative, artinya hanya bersifat semntara saja sebelum ada konsep baru yang lebih benar. Kebenaran dalam sains tidak pernah mutlak dan tidak pernah lengkap serta tuntas. Sebagai manusia para ilmuwan sadar dan berendah hati karena mereka yakin sangat sedikit apa yang telah mereka ketahui. Pada suatu hari Dr. Walter Stewart, seorang ekonom berdiri dimuka pintu auditorium di Princeton University mengamati sekelompok mahasiswa fakultas sains dan matematika yang keluar dari sebuah seminar, mereka itu riuh, aktif, cerdas, dan cekatan. Dalam suatu kesempatan ia menghentikan salah seorang mahasiswa yang keluar dari auditorium secara tergesa-gesa dan bertanya, Bagaimana seminarnya ? Mereka menjawab hebat, segala sesuatu yang kami ketahui minggu lalu tentang sains tidak benar lagi saat ini . Disamping itu Ilmu alamiah memiliki keterbatasan objek yaitu tidak dapat menyentuh wilayah diluar alam (tentang yang ghaib), tidak bisa dijadikan pembenaran dalam seni estetis ( indah tidak indah), etika (baik dan buruk) dan lain-lain.


BAB III
ALAM SEMESTA DAN TATA SURYA
Berdasarkan hasil pengamatan para astronom dengan menggunakan teropong binokular atau teleskop yang mutakhir bahwa di alam semesta ini terdapat bintang-bintang beredar mengikuti suatu pusat berupa kabut gas pijar yang sangat besar, dikelilingi oleh kelompok-kelompok bintang yang sangat dekat satu dengan lain (Cluster) dan juga dikelilingi oleh gumpalan-gumpalan kabut gas pijar yang lebih kecil dari pusatnya (nebula) dan tebaran ribuan bintang. Keseluruhan itu termasuk matahari selanjutnya disebut Galaksi, menurut para ahli ternyata galaksi itu jumlahnya banyak, dan galaksi dimana bumi kita berinduk diberi nama galaksi Milky way atau Bhima Sakti, dan galaksi tetangga bhima sakti yang berhasil dapat dilihat oleh para astronom adalah galaksi andromeda.
Galaksi merupakan kumpulan bintang-bintang yang jumlahnya tidak kurang 100 Milyar termasuk diantaranya matahari. Matahari merupakan pusat tata surya kita ini. Kumpulan bintang-bintang di dalam galaksi bentuknya menyerupai lensa cembung yang pipih atau cakram dengan garis tengah sepanjang 100 tahun cahaya dan tebalnya 10 tahun cahaya. Posisi matahari sebagai pusat tata surya berada pada jarak 30 tahun cahaya dari pusat galaksi.
Perhitungan jarak sebagaimana dijelaskan di atas, dapat digambarkan sebagai berikut ; Dalam 1 detik cahaya dapat menempuh jarak sejauh 300.000 km sedang jarak bumi ke matahari = 8 . 1/3 menit cahaya atau 500 detik cahaya. Berarti jarak bumi dengan matahari = 500 x 300.000 = 150 juta km.
A. ASAL USUL TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA
1. Teori Ledakan dahsyat (Big Bang)
Seorang ahli perbintangan bangsa Belgia bernama Geprges Lamaitre pada tahun 1930 telah mengemukakan teori ledakan dahsyat. Menurut pendapatnya bahwa alam semesta atau galaksi-galaksi berasal dari suatu massa yang meledak dengan dahsyat yang bagian-bagiannya terlempar kesegala arah.
Teori ini nampaknya sesuai dengan yang difirmankan oleh Allah SWT dalam surat Al-Anbiya ayat 30, yaitu ;
“ Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapa mereka tidak juga beriman ? “ (Q S Al-Anbiya : 30 ).
Ayat di atas menjelaskan bahwa alam semesta Yang terdiri dari ribuan galaksi yang didalamnya terdapat tata surya, nebula, cluster dan benda langit lainnya berasal dari suatu massa yang bersatu padu yang kemudian atas kehendak Allah SWT di pisahkan.
2. Teori Ekspansi dan Konstraksi
Para ilmuwan menduga bahwa sebelum terbentuknya alam semesta telah terjadi suatu siklus antara masa ekspansi dan masa konstraksi.
Energi dari reaksi inti hydrogen dapat membangkitkan ekspansi alam sehingga terbentuklah galaksi-galaksi dan bintang-bintangnya dan unsure-unsur lainnya. Pada masa konstraksi galaksi dan bintang-bintang itu menciut dan meredup sambil memancarkan energi kalor yang sangat tinggi.
3. Teori Creatio Continua
Teori ini dikemukakan oleh Fred Hoyle, Bendi dan Gold. Mereka bertpendapat bahwa saat diciptakan alam semesta ini tidak ada. Alam semesta ini selamanya ada dan akan tetap ada, dengan kata lain alam semesta tidak pernah bermula dan tidak pernah berakhir ( mengingatkan kita pada Al-Razi yang menyatakan materi itu kekal). Pada setiap saat ada partikel-partikel tersebut kemudian mengembun menjadi kabut-kabut spiral dengan bintang-bintang dan jasad-jasad alam semesta. Karena partikel yang dilahirkan lebih besar dari pada yang lenyap, maka jumlah materi makin bertambah dan mengakibatkan pemuaian alam semesta. Pengembangan ini akan mencapai titik batas kritik pada 10 milyar tahun lagi. Tetapi dalam waktu 10 milyar ini akan dihasilkan kabut-kabut baru. Menurut teori ini 90 % materi alam semesta adalah oksigen. Dari hydrogen ini akan membentuk helium dan zat lainnya.
B. TERBENTUKNYA GALAKSI
Sains modern berpendapat bahwa cosmos telah terjadi dari pada kumpulan gas yakni hydrogen dan sedikit helium yang berputar secara pelan pada zaman yang sangat kuno. Kumpulan gas tersebut kemudian terbagi menjadi potongan –potongan banyak dari dimensi dan kelompok yang sangat besar. Ahli astrofisika memperkirakan bahwa dimensi tersebut 1 milyar samapi dengan 100 milyar kali besarnya matahari dan besarnya matahari adalah 300.000 kali besarnya bumi. Angka-angka itu memberikan gambaran kepada kita tentang kelompok gas mula-mula yang kemudian melahirkan galaksi.
Menurut Fowler (1957) sekitar 12.500 juta tahun lalu galaksi bhima sakti masih berbentuk kabut gas hydrogen yang sangat panas. Kemudian ia berotasi sehingga bentruknya menjadi bulat dan bertambah berat. Akibatnya ia mengadakan konstraksi dan bagian masa luarnya yang memiliki berat jenis yang besar banyak yang tertinggal dan kemudian membentuk bintang-bintang yang secara lambat laun melakukan konstraksi sambil memancarkan energi potensialnya berupa kalor sehingga lambat laun suhunya menjadi turun. Setelah ribuan tahun bintang-bintang itu ada yang bentuknya hampir tetap seperti matahari kita.

C. TATA SURYA
1. Teori Nebular (kabut)
Teori terjadinya tata surya mula-mula dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) seorang ahli filsafat bangsa Jerman dan Pierre Simon Lapace (1796) seoramg ahli fisika bangsa Perancis. Keduanya berpendapat bahwa tata surya berasal dari kabut, sehingga disebut teori Kabut Kant-Laplace, dalam alqur’an menjelaskan bahwa penciptaan langit itu berasal dari asap (kabut), Qur’an surat Fussilat ayat 11.
Artinya ; Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi, Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa. Keduanya menjawab Kami dating dengan suka hati.
Kant dan Laplace sekalipun memilikim kesamaan dalam menjelaskan asal tata surya tetapi mereka berbeda dalam menjelaskan proses pembentukan tata surya, sebagaimana dijelaskan di bawah ini :
Immanuel Kant :
Ia berpendapat bahwa tata surya itu berasal dari gumpalan kabut gas panas yang berputar pada porosnya. Kemudian kabuit itu menjadi padat dan atas dasar prinsip tarik menarik dan tolak menolak dari bagian-bagian kabut yang memadat itu dipusatnya membentuk inti menjadi matahari sedangkan bagian-bagian lainnya bersatu lalu memisahkan diri dari yang lainnya dan menjadilah planet-planet. Dengan demikian planet-planet itu terbentuk bersamaan dengan matahari.
Laplace :
Ia berpendapat bahwa tata surya berasal dari nebula/kabut gas pijar bercampur dengan debu yang berputar p[ada porosnya. Akibat percepatan rotasinya, kabut makin mengecil dan bentuknya menjadi seperti cakram (pipih). Karena percepatannya makin besar, keadaan kabut menjadi tidak stabil dan terlepas membentuk cincin gas, lalu memadat. Pemadatan itu berlangsung terus menerus , kemudian membuat ketidakstabilan baru sehingga membentuk cincin gas yang baru dan memadat lagi dan seterusnya. Cincin itu membentuk planet, sedangkan yang masih panas menjadi matahari.
2. Teoti Tidal atau Pasang Surut
Teori ini dikemukakan oleh James H. Jeans dan Harold Jeffres pada tahun 1919. Menurut teori ini ratusan juta tahun lalu sebuah bintang bergerak mendekati matahari dan kemudian menghilang. Pada waktu itu sebagian matahari tertarik dan lepas. Dari bagian matahari yang lepas inilah kemudian terbentuk planet-planet.
3. Teori Bintang Kembar
Menurut teori ini, kemungkinan dahulu matahari merupakan sepasang bintang kembar. Oleh sesuatu sebab salah satu bintang meledak, dan oleh gaya tarik gravitasi bintang yang satunya (matahari sekarang), pecahan tersebut tetap berada di sekitar dan beredar mengelilinginya.
4. Teori G.P. Kuiper
Pada tahun 1950 G.P Kuiper mengajukan teori berdasarkan keadaan yang ditemui di luar tata surya dan menyuarakan penyempurnaan atas teori-teori yang telah dikemukakan yang mengandaikan matahari serta semua planet-planet berasal dari gas purba yang ada di ruang angkasa. Pada saat ini terdapat banyak kabut gas dan diantara kabut terlihat dalam proses melahirkan bintang.
Kabut gas yang tampak tipis-tipis di ruang angkasa itu, karena gaya tarik gravitasi antar molekul dalam kabut itu lambat laun memampatkan diri menjadi massa yang semakin lama semakin padat. Pemadatan ini dimungkinkan oleh sifat gas semacam itu selalu terjadi gerakan. Selanjutnya gerakan itu semakin lama menjadi gerakan berputar yang memipihkan dan memadatkan gas kabut itu. Satu atau dua gumpalan materi memadat di tengah. Sedang gumpalan yang kecil akan melesat dilingkungan sekitarnya. Gumpalan yang memadat ditengah menjadi matahari sebagai pusat, sedang gumpalan-guympalan yang kecil menjadi bakal planet. Matahari yang dipusat begitu padat mulai menyala dengan api nuklir, yang selanjutnya api itu mendorong gas yang masih membungkus planet menjadi sirna. Sehingga planet sekarang terlihat telanjang tinggal terasnya. Tapi bakal planet yang jauh darti matahari kurang terpengaruh sehingga tampak menjadi planet yang besar dengan diliputi kabut.
Konsep Alam Ganda;
Para ahli astrofisika modern berpendapat bahwa sangat boleh jadi ada planet-planet yang menyerupai bumi. Mereka mengira ada kemungkinan terdapatnya planet seperti bumi di luar system matahari karena alas an-alasan seperti berikut ;
Orang memperkirakan bahwa dalam galaksi kita, seperdua dari 100 milyar bintang, masing-masing mempunuyai system planet seperti system matahari.
P. Guerin, seorang ahli astrofisika, menulis “system planeter sudah terang, tersebar banyak dalam cosmos, system matahari dan bumi tidak satu-satunya yang ada, kemudian ia lanjutkan ; Kehidupan, sebagaimana planet-planet yang memberinya tempat juga tersebar diseluruh cosmos, dimana saja terdapat kondisi fisikokimia yang diperlukan untuk terbentuknya kehidupan tersebut dan perkembangan selanjutnya.” Penjelasan Guerin jika kita kaitkan dengan banyak nya ditemukan ayat al-qur’an yang menyebutkan tentang kegandaan langit dengan symbol angka 7 lapis langit. Disisi lain wujudnya bumu-bumi yang mirip dengan bumi kita dari beberapa asfek, adalah suatu hal yang dapat kita fahami, tetapi para ahli sampai saat ini belum ada yang dapat membuktikan keadaannya seperti apa. Para spesialis menganggap bahwa adanya bumi semacam itu sangat mungkin.
D. SUSUNAN TATA SURYA
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa matahari adalah salah satu dari 100 milyar bintang di dalam galaksi. Matahari sebagai pusat tata surya berada pada jarak 30 tahun cahaya dari pusat bhima sakti.
Pada Zaman Yunani kuno, seoreang filosuf bernama Clausius Ptolemeus mengemukakan pendapatnya bahwa bumi adalah pusat tata surya. Menurut pandangannya matahari, bulan dan planet-planet beredar mengelilingi bumi yang tetap diam sebagai pusatnya, dikenal dengan teori Geosentris. Pandangan ini dianut selama 14 abad dimana saat itu berdasarkan hasil pengamatan kasar oleh filosuf yunani sudah mampu mengenal 5 buah planet, yaitu; Merkurius, venus, mars, yupiter dan saturnus. Merkurius dan venus disebut planet dalam, karena berada diantara bumi dan matahari sedang mars, yupiter dan saturnus disebut planet luar karena berada diluar garis edar matahari.
Pada abad ke 16 seorang ilmuan Polandia bernama Nicolas Copernicus berhasil mengubah pandangan yang telah berabad-abad lamanya, menurut Kopernicus bumi adalah planet, sepertihalnya planet-planet lain beredar mengelilingi matahari sebagai pusatnya, disebut dengan teori Heliosentris. Pandangan ini didasarkan oleh adanya hasil pengamatan yang teliti serta dengan perhitungan yang sistematis yang didukung oleh teropong bintang yang telah berhasil ditemukan. Dengan teropong tersebut penuan planet menjadi bertambah banyak, seperti planet Uranus, neptunus dan Pluto (1930) dan hingga saat ini telah ditemukan 10 buah planet termasuk bumi, asteroida dan planetoida.
Menurut pandamngan heliosentris, Merkurius dan venus yang berada diantara matahari dan bumi disebut planet dalam, sementara mars, astroida,yupiter, saturnus, uranus, neptunus dan Pluto berada di luar garis edar bumi dan disebut planet luar. Planet-plaanet yang beredar mengelilingi matahari melalui lintasan (orbit) yang bentuknya elips. Peredaran planet mengelilingi matahari disebut gerak revolusi, disamping itu planet-planet beredar mengelilingi sumbunya yang disebut gerak rotasi, adanya gerak rotasi pada bumi menyebabkan adanya waktu siang dan malam di bumi. Kala revolusi bumi adalah 1 tahun atau 365,25 hari sedangkan kala rotasi adalah 1 hari atau 24 jam.
E. BAGIAN – BAGIAN TATA SURYA
1. Matahari
Matahari merupakan anggota tata surya yang paling besar, disamping sebagai pusat peredaran juga matahari merupakan sumber energi dilingkungan tata surya, matahari terdiri dari bagian inti yang dilapisi oleh tiga lapisan kulit yaitu kulit fotosfer, chromosfer dan corona, panas matahari sebagai sumber kalor memiliki suhu jutaan derajat celcius yang dipancarkan berupa cahaya dengan tekanan udara ratusan juta atmosfer.
Menurut J.R. Meyer Panas bumi berasal dari batu meteor yang jatuh dengan kecepatan tinggi pada permukaan matahari. Sedang menurut teori konstaksi Helmholz panas itu karena menyusutnya bola gas matahari, Dr. Bothe menyatakan panas itu berasal dari reaksi nuklir yang disebut reaksi hydrogen helium sintetis.
2. Planet Merkurius
Merkurius merupakan planet terdekat dengan matahari, hampir 93 % panas matahari terserap oleh bagian merkurius yang menghadap matahari sehingga suhunya sangat panas, sedangkan bagian yang tidak menghadap matahari dingin sekali ( sehingga tidak ada air dan udara ), planet ini tidak memiliki satelit (bulan) dan diperkirakan tidak ada kehidupan.
3. Planet Venus
Planet ini terselubung dengan awan putih yang sangat tebal sehingga dapat memantul cahaya matahari ke bumi, oleh karenanya dapat dilihat dari bumi dengan cahaya yang terang (sering disebut bintang timur karena selalu terbit mendahului matahari di sebelah timur dan disebut pula bintang kejora yang suka bersinar pada sore hari), Venas menyerap cahaya matahari sekitar 20 % tidak memiliki satelit, kalrevolusinya 225 hari dan kala rotasi 247 hari.
4. Planet Bumi
Planet bumi terletak pada urutan ke tiga dari matahari, ukurannya hampir sama dengan venus, jarak bumi terhadap matahari sekitar 150 juta km, kala rotasi bumi 24 jam dan kala revolusinya 365,25 hari, bumi dilapisi atmosfer dengan suhu dan penerimaan cahaya matahari yang ideal sehingga dapat tersedia air dan gas ( subtansi kehidupan).
a. Gerak Rotasi Bumi
Gerak berputar pada porosnya disebut dengan gerak rotasi, arah rotasi bumi sama dengan arah revolusinya, yakni dari barat ke timur. Inilah sebabnya mengapa matahari terbit dari timur dan terbenam di barat, satu kali rotasi menempuh 360 derajat selama 24 jam ( 1 hari ). Sebagai akibat rotasi bumi munculah gejala berikut :
1) Gerak semu harian dari matahari, yang seakan-akan matahari, bulan, bintang-bintang dan benda-benda langit lainnya terbit di timur dan terbenam di barat.
2) Pergantian siang dan malam, dimana separuh dari bola bumi menerima sinar matahari (siang), dan separuh lainnya mengalami kegelapan (malam).
b. Gerak Revolusi Bumi
Sebagaimana pembuktian Kopernicus oleh ilmuan Galilleo Gallilei, Tycho Brahe dan Keppler tentang heliosentris dimana bumi berevolusi mengelilingi matahari dalam satu revolusi = 1tahun = 365,25 hari. Selama berevolusi posisi bumi miring terhadap bidang ekliptika, sehingga revolusi bumi berakibat ;
1) Pergantian empat musim di daerah sebelah utara garis balik utara (23,5 LU)
2) Perubahan lamanya siang dan malam
3) Terlihatnya rasi bintang dari bulan ke bulan
5. Planet Mars
Mars adalah planet luar yang paling dekat dengan bumi sehingga planet sering terlihat pada setiap jam 19.00 di atas kepala kita, berwarna putih karena sering diliputi salju tipis, ada beberapa laporan hasil pemotretan satelit bahwa planet ini mengandung oksigen sekalipun dalam jumlah kecil, bahkan terlihat gambar yang bergaris-garis seperti saluran kanal, diduga ada tumbuhan lumut yang sangat sederhana tetapi penelitian sampai saat ini masih menganggap di mars tidak ada mahluk hidup, walau demikian ilmuwan masih gencar melalukan penelitian. Mars memiliki kala revolusi 1,9 tahun dan rotasinya 24 jam 37 menit, jarak terhadap matahari 226,48 juta km dengan garis tengah 6272 km.
6. Planet Yupiter
Yupiter merupakan planet terebesar, berdasarkan analisis spektroskopis planet ini mengandung banyak gas metana dan amoniak, serta mengandung gas hydrogen dan memiliki 14 satelit. Diameterrnya 138.560 km dengan rotasi 10 jam tampak sebagai bintang yang terang tengah malam, karena masanya sangat besar = 300 kalimasa bumi sehingga gravitasinyapun 2,6 kali gravitasi bumi.
7. Planet Saturnus
Planet ini memiliki masa jenis yang sangat lebih kecil dari air sehingga akan terapung di atas air. Planet ini berupa gas yang terdiri dari metana dan amoniak, saturnus merupakan planetterbesar kedua sehingga memiliki 10 satelit dan satelit terbesarnya bernama Titan dan planet lain bernama phoebe yang arah geraknya berlawanan dengan 9 planet lainnya dan phoebe dianggap bukan anak kandung saturnus.
8. Planet Uranus
Berbeda dengan planet lain rotasinya dari timur ke barat, jarak ke matahari 2860 juta km dengan revolusi 84 tahun sementara rotasinya 10 jam 47 detik. Planet ini diketemukan oleh Herschel bersama keluarga secara tidak sengaja saat melihat saturnus. Besar Uranus kurang dari setengah saturnus, bergaris tengah 50.560 km dan memiliki 14 buah satelit.
9. Planet Neptunus
Neptunus memiliki dua satelit , satu dioantaranya bernama Triton yang beredar berlawanan arah dengan gerak rotasi neptunus, jarak ke matahari 4470 juta km dengan kala revolusi 165 tahun dan planet ini ditemukan tahun 1846 saat astronom menyelidiki Uranus yang orbitnya menyimpang dan diduga karena ada pengaruh dari gravitasi planet lain.